Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari aneka budaya, suku, golongan, agama, etnis, ras, kelas sosial, dan sebagainya. Meski terbangun atas bermacam keragaman, setiap bangsa memiliki latar belakang dalam meningkatkan hubungan pendidikan multikultural yang harmonis, humanis dan edukatif. Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju yang mengutamakan peserta didik sebagai central belajar dan guru sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah yang bert ingin merubah praktik pendidikan yang selama ini terkesan teoritik doktrinik menjadi lebih demokratis humansitik yang lebih menghargai potensi dan kemampuan anak. Latar belakang ini menjadi landasan pendidikan multikultural perlu dikembangkan melalui pendekatan yang lebih terarah dan terukur untuk diterapkan. Melihat bahwa Pendidikan multikultural harus mampu mengakui keberagaman etnik dan budaya masyarakat suatu bangsa maka Pendidikan multikultural juga suatu bentuk upaya dalam mewujudkan hubungan yang harmonis, yaitu kegiatan edukasi dengan maksud menumbuh kembangkan kearifan pemahaman, sikap, kesadaran, dan perilaku peserta didik terhadap keaneka ragaman budaya, masyarakat, dan agama. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode library research (pustaka). Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan terkait bagaimana hakikat pendidikan multikultural, perspektif progresivisme dalam pendidikan multikultural, dan bagaimana keterikatan progresivisme dalam pendidikan multikultural.
CITATION STYLE
Munjiat, S. M., Rifa’i, A., Jamali, J., & Fatimah, S. (2023). Progressivism of Multicultural Islamic Education. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(3), 572–582. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v4i3.509
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.