Kawasan Papua telah mengalami konflik sosial dan politik antara masyarakat lokal dan pemerintahan Indonesia. Namun, sejumlah LSM telah mengajukan gagasan bahwa musik Papua memiliki signifikansi untuk upaya pertahanan perdamaian lokal. Artikel ini menganalisis peran gagasan yang sama berdasarkan pengertian Foucaultian mengenai musik bersama sebuah teori middle-range yang berbasis CRT menyangkut rasisme struktural. Analisisnya kemudian dipaparkan dalam pendekatan teoritis Johan Galtung mengenai transformasi konflik dalam rangka menyelesaikan konflik yang berbasis kekerasan. Penelitian ini menganalisis 12 musik yang menekankan Papua sebagai bagian dari liriknya dan melakukan sebuah analisis kualitatif mengenai kontennya. Penelitian menemukan bahwa makna yang terkandung dalam musik tersebut dapat digunakan sebagai mekanisme pendukung utama dalam rangka menggerakan upaya transformasi konflik bagi seluruh pihak yang terlibat dalam konflik Papua sehingga bias menjari pertimbangan implikatif pada ranah akademik, pemerintahan, serta masyarakat sipil.
CITATION STYLE
Ramadhan, R. A., Yahya, G. S. A., & Bintang, L. M. R. P. (2023). Musik dan Papua: Mengkaji Transformasi Konflik Intranegara dari Kearifan Budaya. Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies, 2(1), 17–26. https://doi.org/10.59029/int.v2i1.7
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.