Kulit Biji Jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I. C Nielsen) Sebagai Sumber Obat Herbal Berdasarkan Toksisitas Ekstrak

  • Marpaung L
  • Nasution M
  • Simanjuntak P
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
6Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Pemanfaatan kulit biji jengkol masih sangat terbatas, bahkan sering ditemukan menjadi tumpukan sampah organik di pasar-pasar tradisional daerah Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada kulit biji jengkol. Senyawa fenolik memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah beberapa jenis penyakit. Pada penelitian ini diperoleh ekstrak metanol, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksan dan total fenolik dari kulit biji jengkol dan dilakukan uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Nilai LC50 yang diperoleh untuk ekstrak metanol, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksan dan total fenolik secara berturut-turut adalah 14,91; 14,19; 3419,64 dan 10,44 ppm. Nilai LC50 dipengaruhi oleh kandungan senyawa fenolik yang ada pada ekstrak. Nilai LC50 ekstrak metanol, ekstrak etil asetat dan fenolik total menunjukkan nilai toksisitas yang tinggi. Berdasarkan pada nilai LC50 yang diperoleh, disimpulkan bahwa kulit biji jengkol dapat digunakan sebagai sumber obat herbal untuk pengobatan berbagai jenis penyakit.

Cite

CITATION STYLE

APA

Marpaung, L., Nasution, M. P., Simanjuntak, P., & Lubis, M. Y. (2018). Kulit Biji Jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I. C Nielsen) Sebagai Sumber Obat Herbal Berdasarkan Toksisitas Ekstrak. Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 1(2), 348–354. https://doi.org/10.32734/tm.v1i2.199

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free