PERSPEKTIF GENDER DALAM HISTORIOGRAFI INDONESIA

  • Yulia D
N/ACitations
Citations of this article
25Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Selama ini, penulisan sejarah khususnya sejarah Indonesia di bangun dalam kacamata laki-laki semata-mata. Meskipun kadang-kadang perempuan ditampilkan dalam sejarah, namun tidak lebih sebagai pelengkap, atau ranah yang dikonstruksikan dalam budaya patriakhis yang selalu memihak dan untuk kepentingan laki-laki. Ambil saja sebagai contoh periodesasi sejarah revolusi dalam sejarah Indonesia, perempuan paling sering diungkapkan keterlibatan perannya di dalam dapur umum. Sangat sulit menemukan tulisan-tulisan dari sekian banyak karya-karya tentang sejarah revolusi yang mengungkapkan perempuan dalam bentuk lainnya. Artinya kacamata yang digunakan adalah bahwa urusan dapur, yang dalam perspektif jender lebih dikenal dengan ranah domestic merupakan tempat bagi perempuan semata-mata. Meskipun terdapat pengungkapan tentang lascar-laskar perempuan itu hanya tetap dalam posisi mengisi bunga-bunga sejarah, dengan kata lain sebagai peran tambahan (supplement).  Perspektif patriakhis menilai bahwa peran tersebut bukanlah pekerjaan kaum perempuan. Sebuah ulasan kritis pernah dilontarkan oleh sejarawan Christine Dobbin (1979) dari Australian National University tentang kenapa absennya perempuan dalam sejarah revolusi Indonesia

Cite

CITATION STYLE

APA

Yulia, D. (2016). PERSPEKTIF GENDER DALAM HISTORIOGRAFI INDONESIA. JURNAL DIMENSI, 5(2). https://doi.org/10.33373/dms.v5i2.12

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free