Gulma merupakan salah satu masalah pada tanaman bawang merah karena bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan hara, cahaya, air dan ruang tumbuh. Penelitian untuk menentukan pengaruh pengendalian gulma pada jarak tanam berbeda menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama ialah jarak tanam terdiri dari jarak tanam 10 cm × 10 cm, 15 cm × 15 cm, 20 cm × 20 cm. Pengendalian gulma sebagai anak petak terdiri dari bebas gulma, penyiangan 14, 28 dan 42 HST, herbisida pra tumbuh oksifluorfen + penyiangan 28 dan 42 HST, dan mulsa plastik hitam perak + penyiangan 28 dan 42 HST. Hasil penelitian menunjukkan bobot kering gulma nyata lebih rendah pada jarak tanam 15 cm × 15 cm dan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Tinggi tanaman lebih tinggi pada jarak tanam 10 cm × 10 cm. Jumlah anakan, bobot kering umbi per tanaman lebih tinggi pada jarak tanam 20cm × 20cm. Hasil umbi (ha-1) lebih tinggi pada jarak tanam 10 cm ×10 cm dibanding jarak tanam 15 cm × 15 cm dan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil umbi (ha-1) tanaman bawang merah tidak menunjukkan perbedaan diantara perlakuan pengendalian gulma. Kata kunci: gulma, hasil, herbisida, jarak tanam, mulsa, penyiangan, pertumbuhan
CITATION STYLE
Sebayang, H. T., & M.Nazula Syafi’i Rifqi Ulya. (2022). Pengaruh Pengendalian Gulma pada Jarak Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Hortikultura Indonesia, 12(3), 170–176. https://doi.org/10.29244/jhi.12.3.170-176
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.