Sehebat apapun suatu nilai, jika tidak diaktualisasikan dalam kehidupan nyata dan tidak dapat memberikan manfaat bagi khalayak sesungguhnya hanya merupakan fata morgana belaka. Apa lagi sebagai bangsa Indonesia sesungguhnya keanekaragaman kita menyadari, bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian. Sejatinya memerlukan kehadiran orang lain, rasa aman, toleransi, hidup dalam perbedaan, gotong royong, paras-paros, sarpanaya. Kita semua wajib merawatnya kebhinnekaan ini sebagai anugrah dari Tuhan. Jika salah mengelola kebhinekaan ini, akan menimbulkan berbagai kehancuran dan penderiataan. Bangsa Indonesia ibaratnya seperti pohon kering dimusim kemarau ditengah hutan, sedikit gesekan akan menimbulkan kebakaran hutan yang sulit untuk diatasi. Supaya ini tidak terjadi maka seluruh eleman masyarakat dan bangsa Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sama menjaga keharmonisan, keutahan bangsa ini demi anak cucu kita. Dalam moderasi beragama melihat kebhinekaan ini sesungguhnya tidak bisa kita pungkiri dalam kehidupan, karena keanekaragaman tersebut justru merupakan perekat keniscayaan anugrah Tuhan. Coba kita melihat filosofi sebuah taman, ditata sedemikian rupa dengan berbagai jenis, bereneka ragam bentuk dan warna yang memberikan nilai artistik dan estetika. Sehingga berbagai Kumbang, burung, kupu-kupu, lebah dan sebagainya datang mengisap sari dan menikmani keindahan , keasrian taman tersebut. Namun apa bila taman tersebut ditanami hanya dengan satu warna dan pohon yang sejenis saja, taman akan menjadi kurang menarik, membosenkan, berbagai kumbang, kupu-kupu dan dan lain sebagainya akan menjauh, maka lama kelamaan taman tersebut akan rusak. Ada segelintir dimasyarakat ingin memurnikan baik dari segi agama, seni budaya, adat -istiadat dan tradisi mau dimurnikan menurut sudut pandang sempit mereka. Jangan kita biarkan untuk mengusak asik jati diri kita. Maka kita lawan dengan berbagai perstuan dan kesatuan sebagaianak bangsa. kita sangat luas dan sangat beranekaragam dan harmoni. Jangan mudah disulut oleh berbagai isu yang tidak jelas, mudah dipropokasi oleh yang mempunyai berbagai kepentingan sesaat sampai mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dengan mempertaruhkan jati diri bangsa dan negara. Kita dituntut untuk sungguh-sungguh melaksanakan moderasi beragama yang dilandasi dengan ajaran agama pasti akan menjadi harmoni. Dapat kita simpulkan sebagai berikut: Nilai kebajikan mengutamakan orang banyak hendaknya selalu dikedepankan dalam mengatasi dan memimpin negara, yang semakin mengglobal. Keharmonisan sangat kita dambakan dalam berbagai aspek kehidupan. Hidup saling menghargai berbagai perbedaan adalah cermin orang bijaksana dan ciri orang beragama sikap dan prilku adil dalam berbagai aspek. Memaksakan kehendak kepada orang lain bertopeng keagamaan pada hakekatnya belum memahami Agama dengan sepenuhnya.
CITATION STYLE
I Nyoman Warta. (2022). AKTUALISASI NILAI TAT TWAM ASI DALAM MODERASI BERAGAMA. Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu, 27(1), 81–92. https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v27i1.179
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.