Penelitian bertujuan untuk: (1) Menguji kandungan logam pada kerang hijau; (2) Menguji kandungan logam pada air laut untuk kegiatan budidaya; dan (3) Menghitung pendapatan usaha kerang hijau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022 di empat titik lokasi, tiga titik lokasi pada area budidaya kerang hijau dan lokasi keempat di tempat pengumpulan kerang hijau milik salah satu nelayan. Pemilihan lokasi pengambilan sampel secara purposive sampling. Data primer dikumpulkan dengan metode survei lapangan dan wawancara dengan pembudidaya kerang hijau sebanyak 9 orang di lokasi budidaya kerang hijau. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dan publikasi ilmiah, termasuk data pendukung penelitian lainnya. Analisis data kandungan logam pada kerang hijau sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387-2009; analisis kandungan logam berat pada air laut mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terutama untuk biota laut; analisis pendapatan usaha bagan kerang hijau menggunakan pendapatan bersih (𝜋), R/C ratio, dan payback period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam pada kerang hijau di lokasi 1 melebihi nilai baku mutu dibandingkan ketiga lokasi lainnya; kandungan logam pada air laut semuanya tidak melebihi nilai baku mutu. Hal ini berarti bahwa kerang masih dapat dikonsumsi masyarakat dan perairan bagus untuk budidaya kerang. R/C tertinggi pada responden No 1 dan 6 dengan nilai payback period <3 tahun, memperlihatkan tingkat pengembalian modal usaha dikategorikan cepat.
CITATION STYLE
Dwi Ernaningsih, Patanda, M., Rahmani, U., & Telussa, R. F. (2023). Heavy Metal Content in Green Mussels (Perna viridis) Cultivated in Ketapang Village, Tangerang Regency. Journal of Tropical Fisheries Management, 7(1), 36–44. https://doi.org/10.29244/jppt.v7i1.45094
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.