Penelitian ini bertujuan menjelaskan konstruksi sosial yang dikembangkan oleh pemuda di Jorong Parit Putus pada Pidato Pasambahan. Pidato pasambahan merupakan sebuah kegiatan yang diadakan dalam bentuk percakapan dua arah atau lebih pada acara adat Minangkabau seperti perkawinan, kematian, manjapuik marapulai dan lainnya. Penelitian ini dianalisis dengan teori konstruksi sosial dari Peter L Berger dan Thomas Luckmann. Teori konstruksi sosial terbagi tiga yaitu: eksternalisasi (adaptasi/penyesuaian diri), objektivasi (interaksi diri), dan internalisasi (identifikasi). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipasi dan wawancara dengan informan kunci serta studi dokumen. Untuk memperoleh data yang valid dilakukan triangulasi data. Peneliti melakukan analisis model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemuda mampu merekonstruksi pidato pasambahan yang semulanya tidak diminati banyak orang menjadi diminati. Selain itu, orang yang pandai pidato pasambahan untuk upacara adat, dapat dipanggil oleh kaumnya untuk menyampaikan pidato, dan juga dapat memberikan pidato pasambahan bagi kaum atau suku lain jika diminta atau menjadikan kemampuan berpidato pasambahan sebagai profesi.
CITATION STYLE
Humaida, R., & Hidayat, M. (2023). Konstruksi Sosial Pidato Pasambahan Bagi Pemuda Minangkabau. Culture & Society: Journal Of Anthropological Research, 5(1), 33–41. https://doi.org/10.24036/csjar.v5i1.135
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.