Problem outsider dan insider dalam studi-studi agama memiliki persoalan yang pelik, yaitu mengenai siapa yang paling kompeten untuk bicara mengenai Islam, sarjana muslim sendiri (insider) atau sarjana Barat dan para orientalis (outsider)? Menjawab persoalan ini, Muhammad Abdul Rauf mencoba membangun jembatan penghubung antara pengkaji Islam dari Barat dan dari kalangan Muslim sendiri. Rauf memberikan catatan bahwa banyak prasangka dan bahaya dalam studi Islam yang dilakukan oleh Barat. Misalnya analisis studi Islam yang didasarkan pada prasangka budaya, agama, dan prasangka intelektual yang didasarkan pada supremasi budaya. Berbeda dengan Abdul Rauf, Fazlur Rahman ingin menjelaskan maksud pendirian Abdul Rauf secara lebih tepat. Rahman berpendapat bahwa laporan outsider tentang pernyataan insider mengenai pengalaman agamanya sendiri bisa sebenar laporan insider sendiri. Yang paling penting adalah kejujuran akademis dalam memahami Islam. Sehingga, hasil kajian Islam dari para outsider menyumbangkan gagasan-gagasan besar ilmiah yang memicu gerakan intelektual dalam peradaban Islam.
CITATION STYLE
Muliadi, E. (2022). Telaah Pemikiran Muhammad Abdul Rauf & Fazlur Rahman Tentang Insider Dan Outsider Dalam Studi Islam. Fikroh, 6(1), 40–49. https://doi.org/10.37216/fikroh.v6i1.704
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.