Kebutuhan akan dicitrakan positif oleh publik merupakan kebutuhan bagi semua instansi. Kebutuhan tersebut membuat praktisi public relations dituntut untuk aktif membuat program. Program yang diharapkan tentunya adalah program yang dapat memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan permasalahn publik.. Hasil penelitian Lumoindong dan Wullur (2016) menunjukkan jika tidak tercapainya tujuan dalam pelaksanaan program, menghasilkan ketidakberhasilan program tersebut. Sedangkan pencapaian tujuan program public relations berdasarkan dari hasil temuan pada tahap pendefinisian masalah. Proses pendefinisian masalah tersebut dalam cutlip, center & broom (2007, h. 321)disebut dengan riset. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana penggunaan riset pada praktisi public relations di 3 jenis instansi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik filling system sebagaimana dikemukakan Wimmer dan Dominick (2011) berupa pengumpulan data, penyusunan kategorisasi data dan analisis dengan teori dan konsep. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah 1) Executive Chairman Shebs PR Empire Malaysia), Public relations Hotel Atria Malang dan Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan jika karakteristik dan kebijakan internal instansi menentukan jenis dan tujuan riset yang dilakukan oleh praktisi public relations.
CITATION STYLE
Wardasari, N., & Wardasari, N. (2018). PENGGUNAAN RISET OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DALAM MENENTUKAN PROGRAM. Jurnal Nomosleca, 4(2). https://doi.org/10.26905/nomosleca.v4i2.2375
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.