DISINTEGRASI POLITIK DALAM ISLAM

  • Ali Ridho M
N/ACitations
Citations of this article
49Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Nabi Muhammad SAW memang tidak menentukan bagaimna cara pergantian pemimpin setelah ditinggalkannya. Beliau tampaknya menyerahkan masalah ini kepada kaum Muslimin sejalan dengan jika kerakyatan yang berkembang dikalangan masyarakat Arab dan ajaran demokrasi dalam Islam. Proses perkembangan selanjutnya, seleksi kepemimpinan politik dalam sejarah Islam berbeda-beda dari satu masa kemasa yang lain. Ada yang berlangsung aman dan damai, tetapi sering juga melalui konflik dan pertumpahan darah akibat ambisi yang tidak terkendali dari pihak-pihak tertentu. Kejadian yang demikian mengakibatkan munculnya perbedaan-perbedaan dan disintegrasi politik dalam Islam. Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa kekhalifahan Islam dimulai sejak awal kepemimpinan khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib masa lampau yaitu diantaranya; adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad,  perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan dan munculnya perang salib dan tiga kerajaan besar Islam. Perang salib berlangsung beberapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban, Sebab-sebab kemunduran pemerintahan Bani Abbas ialah persaingan antar bangsa, kemrosotan ekonomi, konflik keberagamaan dan ancaman dari luar pemerintahan Bani Abbas.

Cite

CITATION STYLE

APA

Ali Ridho, M. M. (2022). DISINTEGRASI POLITIK DALAM ISLAM. Dar El-Ilmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora, 9(1), 92–112. https://doi.org/10.52166/darelilmi.v9i1.3151

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free