Proses pembuatan karya dengan tema dan konsep kerusakan alam ini berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami, pengamatan, dan pengumpulan referensi-referensi mengenai kerusakan alam yang terjadi. Melalui karya-karya tersebut, diharapkan pesan mengenai kerusakan alam seperti penebangan illegal hutan, pembunuhan hewan langka, pencemaran lingkungan dan dampak negatif lainnya yang ditimbulkannya dapat tersampaikan kepada apresiator karya. Karya-karya lukisan dua dimensional dalam artikel ini menggambarkan fenomena kerusakan alam yang difantasikan tidak secara nyata namun dilukiskan secara logika (realistik). Aliran Seni yang digunakan untuk melukiskan tema tersebut adalah Surrealisme, sehingga objek sering tampil dengan tidak logis dan imajinatif seakan-akan melukis alam mimpi saja. Aliran Surrealisme figuratif dan Surrealisme murni/photografik dipilih karena aliran ini dapat menampilkan visual fenomena kerusakan alam dalam lukisan dengan bebas berimajinasi dan berfantasi, sehingga dapat lebih menggugah perasaan mengenai suasana kejadian dan dampak yang ditimbulkan dari fenomena kerusakan alam. Objek-objek yang dilukiskan dalam karya-karya dipilih dan dideformasi sesuai dengan fenomena kerusakan alam dan kaitannya dengan subject matter yang diangkat sehingga dapat menggambarkan fenomena kerusakan alam dan dampak yang ditimbulkan.
CITATION STYLE
Hasibuan, C. M. (2019). KERUSAKAN ALAM SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 22(3), 149–156. https://doi.org/10.24821/ars.v22i3.2950
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.