Semakin meningkatnya jumlah kendaraan yang ada menyebabkan perlunya pengaturan sistem arus lalu lintas pada suatu simpang jalan raya. Simpang jalan akan memunculkan problematik berupa konflik antar kendaraan yang masuk ke simpang. Sistem lampu lalu lintas merupakan salah satu cara yang dianggap paling baik dalam pengaturan simpang untuk memberikan hak jalan bagi pemakai jalan. Masalah yang muncul adalah pada simpang akan menjadi antrian untuk menunggu giliran menggunakan simpang yang juga akan mengakibatkan akan terjadinya tundaan bagi kendaraan masing-masing lengan simpang dengan volume yang berbeda. Survey yang dilakukan pada persimpang jalan HR. Subrantas – Garuda Sakti – Kubang Raya dengan maksud apakah persimpang jalan tersebut sudah menimbulkan kemacetan, antrian, tundaan dan sebagainya serta apakah perlu diadakan lampu pengatur lalu lintas. Dari analisa perhitungan existing (sebelum menggunakan lalu lalu lintas) didapatkan hasil yaitu : kapasitas 4298 smp/jam, derajat kejenuhan 0,780, peluang antrian 25 % - 49 % , tundaan simpang 12,85 det/smp. Sedangkan setelah direncanakan menggunakan lampu lalu lintas didapatkan hasil yaitu : kapasitas 1066 smp/jam (pendekat utara), 1051 smp/jam (pendekat selatan), 1583 smp/jam (pendekat timur), 1441 smp/jam (pendekat barat), derajat kejenuhan 0,470, kendaraan antri total 5,898 (pendekat utara), 8,512 (pendekat selatan), 9,976 (pendekat timur), 9,563 (pendekat barat), tundaan simpang rata-rata 28,753 det/smp.
CITATION STYLE
Islah, M., & Febriyanto, F. (2018). PERENCANAAN SIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN LAMPU LALU LINTAS. Jurnal Teknik Industri Terintegrasi, 1(1), 41–45. https://doi.org/10.31004/jutin.v1i1.310
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.