Background : Lack of nutrient during the early-life might impair the brain development which is not able to be paid-off on later life. Objectives : To explore the potential relationship between a series of nutritional status (weight-for-age, height-for-age and BMI-for-age) and a series of brain development indicators (memory, learning, attention, IQ and EQ). Methods: Brain development indicators were assessed using Projective Multi-phase Orientation method. This study was conducted among 118 boys and 103 girls age 5-6 years old from 5 different rural and urban areas in Bogor, West-Java, Indonesia, between November 2012 to December 201 3 . Non-parametric test and Principal Component Analysis were applied for data analysis. Results : There was a positive relationship ( p <0.05 ) between BMI and memory ability but failed to reveal any significant differences between the cognitive abilities assessed and two other child growth indicators (weight-for-age and height-for-age). A Mann-Whitney U test showed that children with BMI-for-age z score ≥ -3 ( n =170) had significantly ( p <0.05 ) better memory’s ability (50.49±11.92) compared to children with BMI-for-age z score -3 ( n =51) (46.65±11.13). Conclusions: BMI-for-age was potential as a predictor for brain development of children age 5-6 years old. Correlation between the balance proportion of weight and height and the optimal hippocampal development in early-life stage was suspected as the reason behind this evidence. Latar belakang: Kekurangan gizi pada masa awal kehidupan diprediksi mampu mempengaruhi perkembangan otak yang tidak mungkin untuk diperbaiki pada tahap perkembangan berikutnya . Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi hubungan antara status gizi (BB/U, TB/, dan IMT/U) dengan beberapa indikator perkembangan otak (memory, learning, attention, intelligence quotient (IQ), dan emotional quotient (EQ)). Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang melibatkan 118 anak laki-laki dan 103 anak perempuan berusia 5 sampai 6 tahun, yang berasal dari 5 daerah yang berbeda di Bogor, Jawa Barat, Indonesia , pada bulan November 2012 hingga Desember 2013. Status gizi diukur menggunakan metode pengukuran antropometri. Beberapa indikator perkembangan otak diukur menggunakan metode projective multi-phase orientation . Data survei dianalisa dengan uji non-parametri k ( Mann withney U d an Kruskal Wallis ) menggunakan SPSS 16.0 dan principal component analysis menggunakan Unscrambler 10.2 . Hasil: Penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan (p<0,05) antara IMT/U dan daya ingat, akan tetapi tidak berhasil mengungkapkan hubungan antara beberapa indikator perkembangan otak yang dianalisa dengan parameter status gizi yang lain (BB/U dan TB/U). Uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa anak dengan nilai z skor IMT/U ≥ -3 (n=170) secara signifikan (p<0,05) memiliki daya ingat yang lebih baik (50,49±11,92) dibandingkan dengan anak yang nilai z skor IMT/U < -3 (n=51) (46,65±11,13). Kesimpulan: IMT/U berpotensi sebagai prediktor awal terhadap kualitas perkembangan otak pada anak usia 5 sampai 6 tahun. Hubungan antara proporsi keseimbangan tinggi dan berat badan terhadap perkembangan hippocampus diprediksi menjadi alasan dibalik penemuan ini . KATA KUNCI: anak usia 5-6 tahun, kemampuan kognitif, status gizi
CITATION STYLE
Palupi, E., Sulaeman, A., & Ploeger, A. (2017). Indeks Massa Tubuh (IMT/U) berhubungan dengan daya ingat anak usia 5-6 tahun. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 4(3), 129. https://doi.org/10.21927/ijnd.2016.4(3).129-138
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.