Kehadiran 'Ulum al-Qur'an sebagaimana dirumuskan oleh para ulama tidak lepas dari upaya untuk mengantisipasi potensi keragaman makna yang dikandung al-Qur'an. Dengan demikian, sejarah kelahiran ilmu-ilmu al-Qur'an ('Ulum al-Qur'an) tidak bisa dilepaskan dari sejarah keragaman makna-makna al-Qur'an. Konsep-konsep yang terangkum dalam 'Ulum al-Qur'an seperti nasikh-mansukh, makki-madani, 'am-khash, muthlaq-muqayyad, asbab al-nuzul, dzahir-bathin dan yang sejenisnya merupakan sekumpulan konsep yang menunjukkan dan berimplikasi pada hadirnya keragaman penafsiran. Sejauh menyangkut wacana metodologis, saat ini berkembang kesadaran baru tentang pentingnya melibatkan ilmu-ilmu sosial—psikologi, sosiologi, antropologi dan sejarah—dan ilmu-ilmu humaniora—filsafat, hermenutik dan ilmu bahasa—dalam memahami teks suci al-Qur’an. Dari sini berkembang istilah baru dalam wacana dan aktivitas penafsiran teks kitab suci al-Qur’an, yaitu hermeneutik—jelasnya, hermeneutika al-Qur’an. Hermeneutika al-Qur’an dimengerti sebagai ilmu dan seni interpretasi al-Qur’an, yang mencakup teori, metodologi dan teknik penafsiran al-Qur’an. Ada dua kelompok besar para ulama dalam menyikapi tawaran hermeneutik dalam menggali makna Al-Quran yaitu golongan pertama menolak dengan alasan-alasannya di antaranya karena “kita” sudah memiliki ulumul Quran yang sudah teruji dan terbukti keberhasilannya dalam menyingkap makna dan maksud dari ayat-ayat al-Qur’an, dan golongan kedua menerima dengan alasan dan batasannya di antara alasannya adalah bahwa kita harus terbuka terhadap hal-hal baru yang positip, tentu dengan tetap bersikap kritis. Ketika ada sesuatu yang baru yang lebih baik daripada yang lama maka sebagai orang yang sehat pikirannya tentu akan mengambil hal yang baru tersebut. Oleh karenanya bagi mufasir ketika akan mengadopsi hermeneutik dalam menafsirkana al-Qur'an misalnya maka harus tahu terlebih mengetahui ilmunya dahulu, sehingga tidak meimbulkan hal-hal yang bisa memebahayakan dirinya maupun orang lain.
CITATION STYLE
Mabrur, H., & Abas, S. (2023). Hermeneutik Sebagai Tawaran Metodologis dalam Menafsirkan Al-Quran yang Diperdebatkan. SETYAKI : Jurnal Studi Keagamaan Islam, 1(1), 78–89. https://doi.org/10.59966/setyaki.v1i1.251
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.