Penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah membuatpermintaan obat semakin meningkat. Namun, kurangnya persediaan diketahuitelah menyebabkan terjadinya kekosongan obat yang berpengaruh terhadapkinerja rumah sakit. Varibel dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas yaituPengelolaan Obat, variable penghubung yaitu kualitas pelayanan kesehatan danvaribel terikat yaitu kinerja RSUD XYZ. Pada penelitian deskriptif analitik inidilakukan pendekatan cross sectional dan diambil 100 pasien sebagai sampelsecara random. Data primer diperoleh melalui wawancara kuesioner terstrukturdan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Secara umum,hasil penelitian menunjukkan: 36,8% responden berpendapat bahwa kualitasPengelolaan Obat tidak baik, 36,0 % ragu terhadap kualitas pelayanan kesehatan,dan 41,0% setuju bahwa kinerja RSUD XYZ baik. Hasil uji Pearson’scorrelation menunjukkan ada hubungan antara Pengelolaan Obat dan kualitaspelayanan (p<0,05, CI 95%) dengan pengadaan sebagai indikator palingdominan (B=1,343). Selain itu, ada hubungan antara kualitas pelayanan dankinerja (p<0,05,CI 95%), dengan bukti fisik sebagai indikator paling dominan(B=1,299) serta antara Pengelolaan Obat dan kinerja (p<0,05,CI 95%), denganinternal bisnis (B=1,239) dan pelanggan (B=1,012) sebagai faktor palingdominan.
CITATION STYLE
Liska Marlindasari, MGS Aritonang, & Tedy Herdiana. (2020). HUBUNGAN PENGELOLAAN OBAT INSTALASI FARMASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA RSUD XYZ. Borneo Journal of Pharmascientech, 4(1), 71–79. https://doi.org/10.51817/bjp.v4i1.284
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.