Konsumsi Makanan Cepat Saji, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Remaja di Kota Tangerang Selatan

  • Nisa H
  • Fatihah I
  • Oktovianty F
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
456Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Adolescents who are overweight or obese are at higher risk of chronic diseases such as cardiovascular disease and cancer at a later time. Consumption of fast food and inadequate physical activity are important risk factors for overweight and obesity. The purpose of this study was to examine the associations of fast food consumption and physical activity with the nutritional status of adolescents in SMK Negeri 2 Tangerang Selatan 2019. The study was a cross-sectional design, conducted in April 2009. Participants were 269 vocational highschool students, aged 15-18 years. Information on fast food consumption was collected by Food Frequency Questionnaire (FFQ). Logistic regression was used for analysis. The results of multivariate analysis showed that consumption of instant noodles and lack of physical activity were significantly associated with overweight and obesity in adolescents (p-value <0.05). The odds ratios (OR) for instant noodles consumption of ≥1 time/week and less physical activity were 2.310 (95% Confidence Interval [CI]: 1.292-4.132) and 1.937 (95% CI: 1.064-3.534), respectively. In conclusion, consumption of instant noodles ≥ 1 time/week and lack of physical activity were associated with an increased risk of overweight or obesity in the adolescent. This study recommended the importance of reducing fast-food consumption and increasing physical activity in order to prevent overweight or obesity in adolescents.  Abstrak Berat badan berlebih dan obesitas pada remaja dapat meningkatkan risiko penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular dan kanker di kemudian hari. Konsumsi makanan cepat saji dan aktivitas fisik yang rendah merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional yang dilaksanakan di bulan April 2019. Partisipan terdiri dari 269 siswa SMK, berusia 15-18 tahun. Informasi mengenai konsumsi makanan cepat saji dikumpulkan dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa konsumsi mi instan dan kurang aktivitas fisik berhubungan secara signifikan dengan kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja (p-value <0,05). Odds Ratio (OR) untuk konsumsi mi instan ≥1 kali/minggu adalah 2,310 (95% Confidence Interval [CI]: 1,292-4,132) dan OR aktivitas fisik yang kurang adalah 1,937, 95% CI: 1,064-3,534). Dapat disimpulkan bahwa konsumsi mi instan ≥1 kali/minggu dan aktivitas fisik yang kurang berhubungan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan meningkatkan aktivitas fisik untuk mencegah kelebihan berat badan atau obesitas pada remaja.

Cite

CITATION STYLE

APA

Nisa, H., Fatihah, I. Z., Oktovianty, F., Rachmawati, T., & Azhari, R. M. (2021). Konsumsi Makanan Cepat Saji, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Remaja di Kota Tangerang Selatan. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 31(1). https://doi.org/10.22435/mpk.v31i1.3628

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free