Kota Surabaya yang dikenal sebagai kota yang berwawasan lingkungan ternyata masih memiliki 150 hektar kawasan permukiman yang masuk dalam kategori permukiman kumuh. Hal ini ditinjau dari kondisi sanitasi, ketersediaan drainase dan kondisi letak permukiman sekitarnya. Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi tingkat kekumuhan kawasan permukiman di Surabaya Timur serta menentukan arahan penanganannya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatf dengan analisis skoring untuk menentukan tingkat kekumuhan dan analisis spasial untuk menentukan lokasi kawasan permukiman kumuh. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara serta studi literatur untuk mendapatkan data indikator tingkat kekumuhan di Kota Surabaya Timur. Tingkat kekumuhan permukiman di Surabaya Timur yang didapatkan dari hasil analisis adalah Permukiman di Kelurahan Sawunggaling dan Kelurahan Wonokusumo masuk dalam tingkat kekumuhan Sedang, sedangkan Kelurahan Kenjeran dan Kelurahan Rungkut Kidul termasuk dalam Tingkat Kekumuhan Tinggi. Analisis spasial yang dihasilkan dilihat dari keadaan dan status kondisi fisik permukiman adalah permukiman di kelurahan Sawunggaling dan kelurahan Wonokusumo termasuk dalam kategori kumuh sedang. Kelurahan Kenjeran dan kelurahan Rungkut Kidul termasuk dalam kategori kumuh berat.
CITATION STYLE
Sagung Alit W., A. A., & Jihan, J. C. (2018). TINGKAT KEKUMUHAN DAN ANALISIS SPASIAL PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (STUDI KASUS : SURABAYA TIMUR). WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA, 16(2), 47–55. https://doi.org/10.36456/waktu.v16i02.1667
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.