Bersiwak merupakan salah satu sunnah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Senyawa didalam kayu siwak yaitu terpenoid, alkaloid, tanin dan flavonoid berfungsi sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena infeksi bakteri misalnya oleh Staphylococcus aureus. Oleh karena itu perlu dilakukan proses ekstraksi dan fraksinasi untuk mendapatkan senyawa aktif di dalam kayu siwak yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap. Ekstrak etanol kayu siwak difraksinasi dengan pelarut eter. Skrining fitokimia menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji tabung serta uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan konsentrasi 50% v/v, 25% v/v, 12,5% v/v dan 6,25% v/v dengan metode difusi sumuran, metronidazole sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Data dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Kayu siwak fraksi eter memiliki penghambatan sebesar 14,6-20,8 mm dan termasuk dalam kategori kuat. Ekstrak etanol kayu siwak fraksi eter memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat terbesar pada konsentrasi 50% v/v yaitu sebesar 20,8 mm dan terkecil pada konsentrasi 12,5% v/v yaitu sebesar 14,6 mm. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kayu siwak fraksi eter yaitu terpenoid, alkaloid dan tanin. Kata
CITATION STYLE
Amal, R. A., Nurul Marfu’ah, Surya. (2018). AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAYU SIWAK (Salvadora persica) FRAKSI ETER TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO. Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 2(1), 16. https://doi.org/10.21111/pharmasipha.v2i1.2132
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.