Kemajuan teknologi dan kemajuan jaman membuka kesempatan seseorang untuk pergi ke daerah asing dan bertemu dengan budaya asing dengan tujuan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan diri dengan gegar budaya pada mahasiswa tahun pertama bersuku Batak di Universitas Diponegoro. gegar budaya adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang tidak mengenal kebiasaan-kebiasaan sosial dari kultur baru atau jika ia mengenalnya maka ia tak dapat atau tidak bersedia menampilkan perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan itu. Pengungkapan diri merupakan kemampuan individu dalam mengungkapkan segala perasaan dan informasi meliputi fakta tentang diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh orang lain, keinginan pribadi, dan pendapat atau perasaan pribadinya baik hal yang disukai maupun dibenci. Jumlah subjek penelitian ini yaitu 110 orang mahasiswa tahun pertama yang bersuku Batak, maksimal tinggal si Jawa Tengah enam bulan, dan sebelumnya belum pernah tinggal di Jawa Tengah. Pada sampel penelitian sebanyak 50 mahasiswa diperoleh melalui incidental sampling diberikan Skala Gegar Budaya (21 aitem, α = 0.89) dan Skala Pengungkapan Diri (30 aitem, α = 0.88). Analisis regeresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pengungkapan diri dengan gegar budaya pada mahasiswa tahun pertama bersuku Batak di Universitas Diponegoro (r = -.26; p = .04 < .05). Semakin tinggi gegar budaya maka semakin rendah pengungkapan diri.
CITATION STYLE
Hutabarat, Y. S. A., & Sawitri, D. R. (2015). HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA BERSUKU BATAK DI UNIVERSITAS DIPONEGORO. Jurnal EMPATI, 4(2), 153–157. https://doi.org/10.14710/empati.2015.14908
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.