Eksekutif Hyper-Performer: Sebuah Potret Budaya Kerja Manajer Kosmopolit

  • Zahara R
N/ACitations
Citations of this article
8Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Bekerja terasa dipastikan (terdeterministik seperti dalam alam yang dikuasai oleh suatu hukum objektif), tidak lagi seperti halnya di mana kemampuan seseorang diukur berdasarkan seseorang itu sendiri. Akan tetapi merupakan hasil paksaan dari kekuasaan luar yang asing yang tidak diketahui dari mana dan kemana tujuannya. Hal itu muncul sebagai suatu kesadaran uncontrollable, bahkan sebaliknya lepas dari kemauan dan perjalanan manusia. Sehingga manusia dipaksa menjalani urutan penahapan dan tingkatan perkembangan di bawah suatu perintah. Hal itu yang menggambarkan performa eksekutif profesional dewasa ini. Adanya tuntutan beban kerja yang menumpuk telah menciptakan peran eksekutif yang super sibuk. Muncul distorsi dalam hidup eksekutif yang disebabkan adanya suatu pola yang tidak sistemik dan proporsional. Terutama dalam menetapkan pola kerja sehingga muncul budaya eksekutif “gila kerja” (workaholic). Karena itu sebagai anti tesis workaholic muncul paradigma baru dengan melahirkan performa hyper-performer sebagai alternasi. Dari situ, seberapa jauh eksekutif hyper-performer tersebut dapat tercipta di lingkungan bisnis? Bagaimanakah konsteratif pola kerja eksekutif puncak dalam menempatkan secara tepat hyper-performance dan tidak terjebak pada pola workaholic. Maka tulisan ini berusaha untuk menjelajah konsep tersebut.

Cite

CITATION STYLE

APA

Zahara, R. (2018). Eksekutif Hyper-Performer: Sebuah Potret Budaya Kerja Manajer Kosmopolit. Jurnal Pemikiran Keislaman, 29(2). https://doi.org/10.33367/tribakti.v29i2.599

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free