Teh merupakan minuman herbal yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pengolahan daun bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) menjadi teh merupakan upaya untuk memanfaatkan senyawa yang ada di dalamnya yang mampu memberikan karakter tersendiri untuk hasil produk teh nantinya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan hasil dan karakteristik teh daun bambu tabah dari perlakuan waktu pelayuan dan suhu pengeringan yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanaka pada mulai bulan Mei 2019 sampai dengan bulan Juli 2019 di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium Biokimia dan Nutrisi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama yang digunakan dalam rancangan penelitian ini adalah waktu pelayuan dan faktor kedua yaitu suhu pengeringan. Faktor pertama terdiri dari tiga taraf yaitu (P1) : pelayuan 8 jam, (P2) : pelayuan 10 jam, dan (P3) : pelayuan 12 jam. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf yaitu (T1): suhu 50 °C, (T2): suhu 60 °C, dan (T3): suhu 70 °C. Parameter yang diamati dalam penelitian terdiri dari analisis kimia meliputi kadar air, pH, total asam, total fenol, total flavonoid dan uji organoleptik terdiri dari warna air seduhan,aroma, dan rasa pada daun teh yang diseduh. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan fenol tertinggi terdapat pada perlakuan waktu pelayuan 12 jam dengan suhu pengeringan 70 oC yaitu 114,5664 mg/100g. Untuk total flavonoid yang terbaik pada perlakuan waktu pelayuan 12 jam dengan suhu pengeringan 70 oC yaitu 27.1697 mg/100g. Tea is herbal drink that is consumed by many people. The processing of tabah bamboo leaves (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) into tea is an effort to utilize the compounds in it that are able to give a distinctive character to the results of tea products later. This research was conducted with the aim of determining the yield and characteristics of tabah bamboo leaf tea from different treatment time withering and drying temperatures. This research has been carried out from May 2019 to July 2019 in the Post Harvest Laboratory of the Faculty of Agricultural Technology, Udayana University, Biochemical and Nutrition Laboratory, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University and the Food Analysis Laboratory, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University. This study uses a Completely Randomized Design (RAL) consisting of two factors, the first factor used in the design of this study is the duration of withering and the second factor is the drying temperature. The first factor consists of three levels, namely (P1): 8 hour withering, (P2): 10 hour withering, and (P3): 12 hour withering. The second factor consists of three levels, namely (T1): temperature 50 ° C, (T2): temperature 60 ° C, and (T3): temperature 70 ° C. The parameters observed in the study consisted of chemical analysis including water content, pH, total acid, total phenol, total flavonoids and organoleptic tests consisting of the color of the brewing water, aroma, and taste in the brewed tea leaves. The results showed that the best phenol content was found in the treatment of 12 hours withering time with a drying temperature of 70 oC, 114.5664 mg / 100g. For the best total flavonoids in the treatment time withering time of 12 hours with a drying temperature of 70 oC is 27.1697 mg / 100g.
CITATION STYLE
Lagawa, I. N. C., Kencana, P. K. D., & Aviantara, I. G. N. A. (2019). Pengaruh Waktu Pelayuan dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ). Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 8(2), 223. https://doi.org/10.24843/jbeta.2020.v08.i02.p05
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.