Belajar dari Pemolisian yang Baik: Menangani Konflik Anti-Ahmadiyah di Manis Lor (Jawa Barat) dan Cikeusik (Banten)

  • Fauzi I
  • Rafsadi I
  • Mulyartono S
N/ACitations
Citations of this article
6Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Konflik  antar agama dan intra agama baik  dalam skala kecil  maupun skala besar rupanya menunjukkan potensi yang  terus meningkat, bahkan kecenderungan yang terjadi diikuti dengan aksi-aksi kekerasan. Konflik bukan hanya menyangkut persoalan tempat ibadah namun juga  konflik  sektarian baik di tingkat internal agama itu sendiri maupun antar agama. Dalam tulisan ini,  tidak   dibahas secara detail tentang apa saja   penyebab konflik  antar maupun intra agama tersebut, namun ingin  melihat dan membandingkan bagaimana peran negara khususnya polisi  sebagai aparat penegak hukum dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik intra agama yang terjadi. Studi kasus yang  menjadi pijakan analisa adalah konflik yang  terjadi di Manis  Lor, Jawa Barat dan Cikeusik,  Banten. Keduanya adalah konflik anti-Ahmadiyah.Terdapat dua hasil  yang  berbeda dari  tindakan polisi  di  kedua  konflik tersebut. Konflik di Manis  Lor, Jawa  Barat dapat dicegah dengan baik  oleh polisi  sehingga tidak  terjadi eskalasi konflik yang  mengarah pada kekerasan massa. Bertolak belakang dengan yang  terjadi di Cikeusik,  meskipun polisi sudah berusaha  untuk melakukan tindakan pencegahan, namun eskalasi konflik   tetap  tidak   terbendung  dan  kekerasan yang   membawa  korban jiwa  terjadi. Belajar pada kedua kasus tersebut, peran polisi  dalam upaya penangkalan atau pencegahan (deterrences) menjadi sangat penting, selain penggunaan kekuatan dan waktu pengerahan aparat kepolisian. Dibutuhkan perhitungan  dan  strategi yang   tepat  serta  keseriusan pimpinan dalam memberikan komando. Di sini  peran pemolisian menjadi sangat penting, mengingat keberhasilan pemolisian konflik  beragama salah satunya adalah keberhasilan dalam upaya preemtif dan preventif.

Cite

CITATION STYLE

APA

Fauzi, I. A., Rafsadi, I., & Mulyartono, S. (2021). Belajar dari Pemolisian yang Baik: Menangani Konflik Anti-Ahmadiyah di Manis Lor (Jawa Barat) dan Cikeusik (Banten). Jurnal Hak Asasi Manusia, 11(11), 139–163. https://doi.org/10.58823/jham.v11i11.91

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free