Diskursus Tafsir Esoteris dalam al-Qur’an

  • Permana A
N/ACitations
Citations of this article
28Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Hadis yang menyatakan bahwa al-Qur’an memiliki dimensi makna eksoteris, zâhir dan esoteris, bâtin secara historis telah berimplikasi pada keniscayaan penafsiran esoteris terhadap al-Qur’an, terutama oleh dan bagi para sufi. Namun eksistensi penafsiran ini beragam, baik dilihat dari sisi epistemologis dan metodologis. Sehingga dirasa penting bagi peneliti untuk membahas diskursus makna esoteris dalam tafsir al-Qur’an dari landasan historis, metodologis dan taksonominya serta perdebatan tentang boleh atau tidaknya penafsiran yang berpegang pada makna ini. Dengan penelitian kepustakaan serta pendekatan historis peneliti ini berkesimpulan 1) Tafsir esoteris memiliki legitimasi historis masa Rasulullah saw dan teologis dari al-Qur’an dan Sunnah; 2) Tafsir esoteris haruslah didasarkan pada makna literalitas, tekstual ayat; 3) Tafsir esoteris yang karena sumbernya adalah wijdâniyyah individu seorang sufi, maka hasil penafsirannya bukanlah kewajiban yang harus diamalkan oleh orang lain.

Cite

CITATION STYLE

APA

Permana, A. K. (2022). Diskursus Tafsir Esoteris dalam al-Qur’an. Jurnal At-Tadbir : Media Hukum Dan Pendidikan, 32(1), 12–35. https://doi.org/10.52030/attadbir.v32i1.123

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free