Melihat manusia sering melakukan pembantahan dalam hidupnya, maka al-Qur’an menjadikan debat sebagai salah satu pilar utama dari beberapa pilar dakwah, sebagaimana pula menjadikan debat sebagai bagian dari dialog. Istilah debat dan dialog digunakan oleh al-Qur’an dengan makna yang sama. Adapun metode perdebatan yang digunakan-nya, al-Qur’an menempuh berbagai macam metode yang dapat menyentuh sisi-sisi kejiwaan dari manusia, baik dari aspek logika, hati, perasaan dan inderanya. Dalam menyampaikan perdebatannya, al-Qur’an menggunakan susunan yang sangat kokoh, dalil-dalil yang sangat terang dan argumen-argumen yang sangat kuat dan dapat diterima oleh akal yang sehat, jiwa yang mulia dan hati yang suci. Debat yang qur’ani merupakan jalan dakwah kepada Allah dan dialog persuasive merupakan sunnah (ajaran) al-Qur’an yang harus dipegang erat oleh umat Islam dan harus diambil oleh mereka ketika berdebat dengan sesuatu yang lebih baik, dengan harapan lawan bicara mendapatkan petunjuk untuk kembali ke jalan yang benar. Langkah-langkah dialog dalam perdebatan tentunya harus tetap mematuhi etika dan ketentuan yang sudah ada.
CITATION STYLE
Sholeh, Moh. J. (2016). ETIKA BERDIALOG DAN METODOLOGI DEBAT DALAM AL-QUR’AN. El-Furqania : Jurnal Ushuluddin Dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 2(02), 176–195. https://doi.org/10.54625/elfurqania.v2i02.2296
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.