Pinang (Areca catechu L.) secara umum digunakan sebagai obat inflamasi, diare, cacingan, batuk berdahak dan lainnya. Biji pinang (Areca catechu L.) memiliki kandungan flavonoid, khususnya senyawa proantosianidin yang mempunyai efek anti-inflamasi. Telah dilakukan penelitian untuk menguji efek anti-inflamasi ekstrak biji pinang pada hewan percobaan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi terhadap 500 gram simplisia biji pinang menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak diberikan secara oral dengan variasi dosis 80, 120 dan 160 mg/200 g BB kepada tikus putih jantan jenis Wistar; sebagai kontrol positif digunakan natrium diklofenak dengan dosis 1,3 mg/200 g BB. Uji inflamasi didahului dengan pembentukan edema buatan pada telapak kaki tikus dengan penyuntikan karagenan 1% sebagai zat penginduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen inhibisi radang terus meningkat sampai pada jam ke 5. Dosis optimal ditunjukkan pada kadar ekstrak biji pinang sebesar 160 mg/200 g BB dengan persen inhibisi radang terbesar 64,19% pada jam pertama; tetapi, persen inhibisi ini tidak lebih baik dari yang ditunjukkan Na-diklofenak. Namun demikian baik dosis 120 mg/200 g BB maupun 160 mg/200 g BB menunjukkan waktu penghambatan radang yang lebih cepat dibandingkan dengan Na- diklofenak sebagai pembanding.
CITATION STYLE
Yanti, L.-, Brasiska, Y. R., & Hanafiah, A.-. (2018). ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SISIK NAGA DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.58327/jstfi.v2i1.24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.