PROMOSI SENI PERTUNJUKAN RANDAI SEBAGAI IDENTITAS KESENIAN TRADISIONAL MINANGKABAU

  • Hadi H
  • Wimbrayardi W
  • Kamal M
N/ACitations
Citations of this article
18Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

The purpose of writing about the Umbuik Mudo story is to promote Minangkabau traditional arts to the general public. In the Minangkabau community, every Nagari has various groups or groups of randai arts, one of which is very well known to the Tanah Datar Regency area. The contents of the first randai contain remarks from the head of the randai, the second story tells about the randai Ramalah who left his husband, the third tells about Wahab Sutan Mudo, the fourth tells his wife Ramalah around Nagari, Legaran, the fifth tells about Wahab Sutan Mudo and his wife Finally, greets the audience before the randai started. The Randai which is played is accompanied by padendang, gandang, talempong music and is colored by galombang dance, galombang pattern of marching motion and circular galombang.Keywords: arts, traditional, randai, minangkabau, promote.AbstrakTujuan tulisan tentang cerita Umbuik Mudo guna untuk mempromosikan kesenian tradisional Minangkabau kelayak umum. Pada masyarakat Minangkabau setiap Nagari teredapat berbagai kelompok atau grup kesenian randai salah satunya yang sangat di kenal daerah Kabupaten Tanah Datar. Adapun isi randai yang pertama berisi sambutan ketua randai, kedua cerita randai Ramalah yang ditnggal pergi suaminya, ketiga bercerita tentang Wahab Sutan Mudo, keempat menceritakan istrinya Ramalah keliling Nagari, legaran, kelima menceritakan Wahab Sutan Mudo dan istrinya Terakhir memberi salam sembah terhadap penonton sebelum randai dimuali. Randai yang dimainkan diiringi padendang, gandang, musik talempong dan diwarnai tarian galombang, galombang pola gerak berbaris dan galombang melingkar. Kata Kunci: kesenian, tradisional, randai, minangkabau, promosikan. Authors:Harisnal Hadi : Universitas Negeri PadangWimbrayardi : Universitas Negeri PadangM. Nasrul Kamal : Universitas Negeri PadangReferences:Bakker, A. B. (2011). An Evidence-Based Model of Work Engagement. Current Directions In Psychological Science, 20(4), 265-269. 10.1177/0963721411414534.Edward Burnett Tylor. (1871). Primitive Culture: Researches Into the Developmen of Mythology, Philosophy, Religion, Art, anf Cumtom. New York: Henry Holt Erlangga.Endri, Syaiful. (2015). “Randai Umbuik Mudo”. Hasil Wawancara Pribadi: 8 November 2015, Sumatera Barat.Esten, Mursal. (1983). Randai dan Beberapa Permasalahannya, dalam Edi Sedyawati & Sapardi Djoko Damono (eds.), Seni Dalam Masyarakat Indonesia: Bunga Rampai. Jakarta: PT Gramedia.Harymawan, R. M. A. (1988). Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.Hadi, Harisnal. (2020). “Musik Opening Randai Umbuik Mudo”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 16 Mei 2020, Taman Budaya Sumatera Barat.Idrus Hakimi Datuak Rajo Penghulu. (1995). Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, Dan Pidato Alua Pasambahan Adat Di Minangkabau. Bandung:  CV Remaja Karya.Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan, Edisi Revisi Delapan. Jakarta: Raja Grafindo.Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. (2001). Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi ke VIII Jilid 8. Jakarta: Penerbit Erlangga.Koentjaraningrat. (2003). Ilmu Budaya Dasar. Jakatra: Pustaka Pelajar.Kuswarno, Engkus. (2009). Fenomenologi (Fenomena Pengemis Kota Bandung). Bandung: Widya.Littlejohn, Foss. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.Vredenbregt, Jacob. (1984). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.Wimbrayardi, W. (2019). "Tim Padendang Randai Umbuik Mudo". Hasil Dokumentasi Pribadi: 18 Mei 2019, Taman Budaya Sumatra Barat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hadi, H., Wimbrayardi, W., & Kamal, M. N. (2021). PROMOSI SENI PERTUNJUKAN RANDAI SEBAGAI IDENTITAS KESENIAN TRADISIONAL MINANGKABAU. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 262. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.25558

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free