This research aims to optimize the implementation of Bureaucratic Reform on service performance in Airlangga Village. The research method used in this research is descriptive qualitative. Data was collected using observation, interviews and documentation methods. Based on a literature review, this research uses public policy theory with the concept of optimization according to Siringoringo (2005) through 3 (three) indicators, namely: Objective Indicators, Decision Alternative Indicators and Limiting Resource Indicators. The results of the research show that the objective indicators are running well, indicated by the compatibility between the problem and the service activities being carried out. Furthermore, alternative decision indicators have been running optimally, judging from the implementation process, they can help sub-district employees and the community. However, resource indicators that limit the aspects of human resources, support and support are still not optimal. This is indicated by the level of competency or educational background of sub-district employees, facilities and infrastructure as well as supervision during the program. The recommendations that the author provides are: Carrying out training and development for sub-district employees in using information technology, involving the community in the planning and evaluation process for bureaucratic reform, implementing a monitoring and evaluation system, and procuring and increasing the availability of facilities, means and infrastructure to support service performance. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi terhadap kinerja pelayanan di Kelurahan Airlangga. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan kajian pustaka, penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik dengan konsep optimalisasi menurut Siringoringo (2005) melalui 3 (tiga) indikator, yaitu: Indikator Tujuan, Indikator Alternatif Keputusan dan Indikator Sumber Daya yang Membatasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator tujuan sudah berjalan dengan baik ditandai dengan kesesuaiaan antara permasalahan dan aktivitas pelayanan yang dijalankan. Selanjutnya indikator alternatif keputusan sudah berjalan dengan optimal, dilihat dari proses pelaksanaanya dapat membantu pegawai kelurahan dan masyarakat. Namun indikator sumber daya yang membatasi pada aspek sumber daya manusia, penunjang dan pendukung masih belum optimal. Hal tersebut ditandai dari tingkat kompetensi atau latar belakang pendidikan pegawai kelurahan, fasilitas sarana dan prasarana serta pengawasan selama program berlangsung. Adapun rekomendasi yang penulis berikan yaitu Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai kelurahan dalam menggunakan teknologi informasi, Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan evaluasi reformasi birokrasi, Menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi, dan Pengadaan dan peningkatan ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja pelayanan. Kata Kunci : Kinerja Pelayanan, Optimalisasi, Reformasi Birokrasi
CITATION STYLE
Rio Febriant Rizaldy, Komang Adi Sastra Wijaya, & Putu Eka Purnamaningsih. (2024). Optimalisasi Reformasi Birokrasi Terhadap Kinerja Pelayanan Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Ethics and Law Journal: Business and Notary, 2(1). https://doi.org/10.61292/eljbn.134
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.