Penanggulangan kemiskinan menjadi sasaran utama program pembangunan sesuai dengan pengarusutamaan agenda MDGs dan SDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025). Program penanggulangan kemiskinan yang digulirkan pemerintah berhasil menurunkan persentase angka kemiskinan, meskipun secara nominal jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi. Upaya penanggulangan kemiskinan yang pernah dan sedang dijalankan masih menghadapi berbagai tantangan dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Pada satu sisi pembangunan selama ini belum bisa “membebaskan” si miskin karena faktor budaya yang membelenggu. Pada sisi lain budaya kemiskinan menjadi pelampiasan masyarakat miskin yang tidak berdaya menghadapi cengkraman kapitalisme. Karakter khas kemiskinan masyarakat Indonesia menghendaki pendekatan struktural dan kultural secara seimbang. Nilai-nilai budaya dalam masyarakat yang mendorong pada perubahan pola fikir menanggulangi kemiskinan perlu diangkat dalam program kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan lebih dulu memaknai ulang nilai-nilai budaya tersebut. Perlu diciptakan “budaya tanding”, yaitu memunculkan sebagian dari populasi suatu masyarakat yang secara kuat menganut atau memeluk satu atau lebih nilai-nilai budaya yang berbeda dengan nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan. Kajian ini menjelaskan secara kualitatif deskriptif hambatan kultural dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Analisis didukung oleh data dan informasi sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur yang relevan.
CITATION STYLE
Arifin, J. (2020). BUDAYA KEMISKINAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA. Sosio Informa, 6(2). https://doi.org/10.33007/inf.v6i2.2372
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.