Fikoeritrin adalah pigmen dari rumput laut merah Halymenia sp. dengan aktivitas antioksidan yang potensial untuk dikembangkan dalam bidang nutraseutikal. Ekstraksi fikoeritrin dapat dilakuan dengan berbagai jenis pelarut. Namun, penggunaan pelarut yang tidak sesuai dapat berdampak terhadap rendemen, kemurnian, dan juga bioaktivitas ekstrak fikoeritrin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis pelarut dan durasi waktu ekstraksi (secara maserasi) yang tepat sehingga menghasilkan ekstrak dengan rendemen, kemurnian, dan daya antioksidan fikoeritrin terbaik. Ekstraksi dilakukan menggunakan tiga jenis pelarut (akuabides; buffer fosfat pH 6,8; dan aseton 80%) dengan variasi waktu maserasi (24, 48, 72, dan 96 jam). Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel (UV-Vis) dipergunakan dalam identifikasi fikoeritrin, sementara Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) merupakan metode dalam telaah daya antioksidan ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah rendemen ekstrak (w/w segar) dari ketiga pelarut, yaitu 1,76% (akuabides); 0,91% (aseton 80%); dan 2,91% (buffer fosfat pH 6,8). Selain itu, waktu ekstraksi juga menyebabkan perbedaan jumlah rendemen, yaitu 1,72% (24 jam); 1,51% mg/mL (48 jam); 1,37% (72 jam); dan 1,43% (96 jam). Hasil ini menunjukkan bahwa pelarut buffer fosfat dengan durasi waktu maserasi 24 jam adalah metode yang terbaik untuk mendapatkan rendemen fikoeritrin tertinggi dari rumput laut merah Halymenia sp. Aktivitas antioksidan dari ekstrak buffer fosfat ini terdeteksi sebesar 3,14 mg ekuivalen asam askorbat/100 g ekstrak pada konsentrasi 10 mg/mL. ABSTRACTPhycoerythrin is a pigment from red seaweed Halymenia sp., with antioxidant activity which is prospective in nutraceutical development. There are several solvents that could be used in the extraction of phycoerythrin. However, the use of inappropriate solvents may impact the yield, purity, and bioactivity of phycoerythrin extract. Therefore, this study aimed to obtain the type of solvent and the duration of extraction (with maceration technique) to produce the highest yield, purity, and antioxidant activity of phycoerythrin extract. Extraction was carried out using three types of solvents (aquabidest, phosphate buffer pH 6.8, and acetone 80%) with variations in extraction time (24, 48, 72, and 96 hours). Spectrophotometric Ultraviolet-Visible (UV-Vis) was used to identify the phycoerythrin, and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) was applied to analyze the antioxidant activity in the extract. The results showed that there were differences in the amount of extract yield (w/w fresh) from three solvents, which was 1.77% (aquabidest), 0.91% (acetone 80%), and 2.91% (phosphate buffer pH 6.8). Moreover, extraction duration was also affecting the amount of yield, which was1.78% (24 hours), 1.51% mg/mL (48 hours), 1.37% (72 hours), and 1.43% (96 hours). These results indicated that the phosphate buffer solvent with a 24-hour extraction duration was the best method to get the highest yield of phycoerythrin from the red seaweed Halymenia sp. The antioxidant activity from the phosphate buffer extract was detected up to 3.14 mg equivalent ascorbic acid /100 g extract at a concentration of 10 mg/mL.
CITATION STYLE
Lailani, T. S., Munifah, I., & Hermanto, H. (2020). Ekstraksi dan Bioaktivitas Antioksidan Pigmen Fikoeritrin dari Rumput Laut Merah Halymenia sp. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 15(2), 115. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v15i2.653
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.