Masalah utama pada budidaya udang intensif adalah menurunnya kualitas air di tambak yang layak selama pemeliharaan dan munculnya penyakit. Upaya mengurangi permasalahan tersebut adalah pemanfaatan bioflok di tambak. Bioflok merupakan campuran dari berbagai mikroba (fitoplankton, zooplankton, protozoa), detritus, dan partikel organik. Teknologi bioflok dapat meningkatkan kualitas air, meminimalkan pergantian air, efisiensi pakan, dan menghambat berkembangnya penyakit selama budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bioflok terhadap produksi udang vaname intensif. Penelitian dilakukan pada tambak beton ukuran 2.000 m2 milik masyarakat di Desa Hanura Kecamatan Pasawaran, Lampung. Padat penebaran udang vaname adalah 100 ekor/m2. Perlakuan yang dicoba adalah (A) budidaya udang vaname intensif sistem bioflok dan (B) budidaya udang vaname intensif tanpa bioflok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan bioflok yaitu 10.375 kg/ha dengan bobot udang rata-rata 13,8 g/ekor, sintasan 75%, dan RKP 1,3. Sedangkan tanpa bioflok memperoleh produksi 9.176 kg/ha dengan bobot udang rata-rata 12,0 g/ekor, sintasan 76%, dan RKP 1,6.
CITATION STYLE
Pantjara, B., Nawang, A., Usman, U., & Rachmansyah, R. (2012). PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei ) INTENSIF. Jurnal Riset Akuakultur, 7(1), 61. https://doi.org/10.15578/jra.7.1.2012.61-72
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.