Prevalensi penyakit dermatofitosis di Asia mencapai 35,6%, sedangkan di Indonesia penyakit dermatofitosis mengalami peningkatan sebanyak 65% hal ini disebabkan personal hyegine yang buruk. Insiden dari penyakit dermatofitosis menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis yang merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris,tinea pedis, dan onikomikosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan kebersihan diri (personal hygiene) dengan kejadian penyakit dermatofitosis di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018. Jenis penelitian ini adalahanalitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua masyarakat usia 46-55 tahun di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018 yang berjumlah 107 orang, adapun sampel berjumlah 85 orang, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple randomsampling. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan kebersihandiri (personal hygiene) dengan kejadian penyakit dermatofitosis di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018 dengan p value 0,010< 0,05. Diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan (personal hygiene) sehingga mengurangi kejadian dermatofitosis pada pekerja
CITATION STYLE
HIDAYAT, R. (2018). HUBUNGAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATOFITOSIS DI DESA LERENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK. Jurnal Ners, 2(1), 86–94. https://doi.org/10.31004/jn.v2i1.713
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.