Merdeka Belajar adalah sebuah kebijakan yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, dengan mengacu pada prinsip-prinsip kebijakan Merdeka Belajar yang ditetapkan pemerintah pusat. Konsep Merdeka Belajar menuntut perubahan paradigma guru. Artikel ini membahas tentang hasil identifikasi konsep Merdeka Belajar yang dimiliki guru sebagai bahan refleksi dalam melaksanakan pembelajaran Kurikulum Merdeka. Identifikasi konsep meliputi: 1). level bergerak sebagai diagnosis penggerak perubahan, 2). strategi dan cakupan belajar, 3). Merdeka Belajar, 4). dan gaya pemimpin. Metode penelitian ini adalah penelitian survei dengan responden 1.939 guru di Kota/Kabupaten Kediri. Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan survei berbasis internet. Hasil survei menunjukkan mayoritas guru (45,1%) berada pada level bergerak 2 yaitu mempunyai agenda untuk bergerak, tapi memerlukan konsistensi. Pemahaman guru tentang strategi dan cakupan belajar 72,4%. Implementasi Merdeka Belajar guru paling rendah adalah melakukan refleksi pembelajaran yaitu 81,2%. Gaya memimpin ”penjaga” (56,5%) adalah gaya memimpin mayoritas. Informasi mengenai konsep Merdeka Belajar yang dimiliki guru SMK Negeri/Swasta Kota/Kabupaten Kediri akan digunakan sebagai bahan refleksi sebagai pola pikir yang terus tumbuh (growth mindset) dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka.
CITATION STYLE
Widiastuti, S., Tarigan, I. P. B., & Cinantya, I. G. (2023). Identifikasi Konsep Merdeka Belajar Guru Smk Di Kota/Kabupaten Kediri Sebagai Bahan Refleksi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Efektor, 10(2), 220–231. https://doi.org/10.29407/e.v10i2.20310
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.