Susu adalah sumber nutrisi yang sangat mendasar dalam memenuhi kebutuhan sehari hari. Tidak semua orang dapat mencerna susu dengan baik terutama mencerna laktosa karena dibutuhkan produksi laktase yang mencukupi.intoleransi laktosa didefinisikan sebagai sindrome klinis defisiensi laktase yang ditandai dengan gejala kembung, nyeri perut, flatuen, muntah, kemerahan pada anus dan diare. Defisiensi laktase primer terjadi pada bayi prematur usia kehamilan 26-32 minggu, defek kongenital, dan defek genetik autosomal resesif, sedangkan defisiensi laktase sekunder terjadi karena kerusakan epitel usus halus akibat penyakit lain. Uji hidrogen nafas merupakan pemeriksaan yang baik dalam mendiagnosis intoleransi laktosa karena sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Prevalensi faktor genetik sebagai penyebab intoleransi laktosa sekitar 90% penduduk asia. Tatalaksana terkini bertujuan untuk menyiasati kebutuhan nutrisi dengan cara membatasi konsumsi laktosa, konsumsi produk non-susu, enzim eksogen oral, dan adaptasi prebiotik.
CITATION STYLE
Saputra, G. A. (2019). Intoleransi Laktosa : Variasi Pemeriksaan Penunjang dan Tatalaksana. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 6(2), 121–125. https://doi.org/10.33024/jikk.v6i2.2260
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.