LOCAL WISDOM VS GLOBAL IDENTITY: PERGULATAN MASYARAKAT MINANG DENGAN KOMUNITAS PUNK DI KOTA BUKITTINGGI

  • Marh N
N/ACitations
Citations of this article
6Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Bukittinggi merupakan kota wisata yang banyak menerima pendatang dari luar daerah dengan berbagai latar dan kebiasaan  yang berbeda. Hal ini dapat memunculkan heterogenitas yang jika tidak dikelola dengan baik maka  akan memuncul konflik. Salah satu kelompok komunitas yang berkembang di Bukittinggi adalah punk. Komunitas ini  terasa memberikan nuansa yang kurang bagus bagi kehidupan bermasyarakat kota tersebut. Dengan modal kehidupan kota yang teratur dengan bersumber pada nilai-nilai agama berhadapan dengan kehidupan yang bebas dan tidak terikat pada lembaga manapun. Untuk membatasi permasalahan ini, analisa yang dipakai adalah sub kultur. Bagaimana menjawab tantangan dalam kehidupan yang mono menjadi multikultural di Kota Bukittinggi. Hasil yang didapatkan adalah adanya tarik ulur dalam melaksanakan nilai-nilai luhur dan prinsip kehidupan masing-masing kelompok. Masyarakat dengan sumber kesadaran berasal kearifan lokal, melakukan penilaian terhadap yang lain lebih pada tampilan. Sementara komunitas punk, prinsip dasar yang mereka punya sering disalahgunakan oleh segelintir anggota untuk kepentingan pribadi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Marh, N. F. (2018). LOCAL WISDOM VS GLOBAL IDENTITY: PERGULATAN MASYARAKAT MINANG DENGAN KOMUNITAS PUNK DI KOTA BUKITTINGGI. Turast : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian, 6(2). https://doi.org/10.15548/turast.v6i2.71

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free