Presbikusis atau age-related hearing loss (ARHL) merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang diderita oleh lansia yang menyebabkan efek samping pada fungsi fisik, kognitif, emosional, perilaku, dan sosial, yang akan berkontribusi pada isolasi sosial, bahkan depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan skrining pendengaran pada lansia yang didiagnosis presbikusis, mengetahui gambaran audiogram dan audiometri, serta mendeskripsikan karakteristik lansia dan hasil skriningnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Lansia berusia 60 sampai 99 tahun diskrining pendengarannya dengan audiogram dan audiometri wicara setelah didiagnosis presbikusis, untuk menganalisis gambaran umum audiogram dan audiometri tutur. Hasil yang diperoleh dari Juli hingga Agustus 2018 menunjukkan 61 pasien lansia dengan presbikusis, sebagian besar adalah pasien wanita (52%) dan berusia 70-79 (56%). Dari hasil pemeriksaan audiogram telinga kanan dan kiri, hanya tiga pasien (5%) yang audiogramnya normal. Pasien lain memiliki berbagai tingkat gangguan pendengaran sensorineural. Sebagian besar pasien (34%) mengalami gangguan pendengaran berat di telinga kanan dan gangguan pendengaran sedang di telinga kiri (28%). Berdasarkan audiometri tutur, sebagian besar pasien (57%) memiliki Speech Discrimation Score (SDS) antara 50-80%, yang berarti ada masalah dalam membedakan kata atau diskriminasi bahasa. Penelitian ini telah berhasil melakukan skrining pendengaran pada lansia dengan presbikusis. Hampir semua pasien mengalami gangguan pendengaran sensorineural dengan tingkat gangguan pendengaran minimal sedang dan gangguan diskriminasi bahasa berdasarkan hasil skrining.
CITATION STYLE
Latupono, A., Savitri, E., & Kadir, A. (2021). Audiogram dan Audiometri Tutur pada Lansia dengan Presbikusis. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA), 3(3), 177–183. https://doi.org/10.36590/jika.v3i3.198
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.