Pengalaman Belajar Anak Usia 5-6 Tahun dalam Aspek Kecerdasan Spiritual di TK Salman Al-Farisi Bandung

  • Pamungkas M
  • Cholifah Y
  • Oktaria R
ISSN: 2503-4820
N/ACitations
Citations of this article
37Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRAK Anak usia 5-6 tahun masih dikatakan masa-masa golden ages, dimana segala hal yang diterimanya dapat berpengaruh pada perkembangannya di masa yang akan datang. Segala yang diterimanya tersebut bisa didapatnya melalui penglihatan, pendengaran, perasaan, bahkan pengalaman hidupnya. Di antara pengalaman belajar yang harus diperoleh oleh anak sejak dini adalah terkait dengan pengembangan kecerdasan spiritualnya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang sangat urgen dan mutlak dimiliki oleh setiap orang dan diperolehnya sejak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan tipe studi kasus. Jenis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah dokumen terkait pengalaman belajar dalam aspek kecerdasan spiritual di TK Salman Al-Farisi Bandung. Sedangkan sumber data sekunder adalah guru-guru, orang tua dan pengambil kebijakan di TK Salman Al-Farisi Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, interview, dokumentasi, dan kepustakaan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Hasil pengalaman belajar dalam aspek kecerdasan spiritual anak usia 5-6 tahun di TK Salman Al-Farisi Bandung rata-rata Berkembang Sesuai Harapan, dengan fakta tidak semua anak yang lama bersekolah lebih baik dibandingkan yang baru masuk di TK B. Kata Kunci: Belajar, Pengalaman Belajar, Kecerdasan Spiritual, Anak Usia 5-6 Tahun PENDAHULUAN Anak usia 5-6 tahun masih dikatakan masa-masa golden ages, dimana segala hal yang diterimanya dapat berpengaruh pada perkembangannya di masa yang akan datang. Segala yang diterimanya tersebut bisa didapatnya melalui penglihatan, pendengaran, perasaan, bahkan pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup yang jelek akan terkenang dan diingat terus hingga dewasa. Begitu pula dengan pengalaman yang memiliki kesan baik dan positif. Tentunya hal ini pun berlaku dalam proses belajar mengajar. Semuanya dapat berpengaruh baginya untuk perkembangan dirinya di masa yang akan datang, dan segala potensi yang ada dalam dirinya dapat ditumbuhkembangkan pula dengan maksimal. Anak usia 5-6 tahun pun dikatagorikan sebagai masa usia dini. Sudono (2009: vi) menyebutkan bahwa anak usia dini adalah anak dari lahir sampai 6 tahun yang harus mendapat layanan pendidikan dalam pengembangan jasmani dan psikologisnya. Untuk itu, setiap pendidik harus mengetahui beberapa asumsi dasar terkait anak usia dini tersebut. Di antaranya adalah setiap anak itu unik, anak berkembang melalui beberapa tahapan, dan setiap anak adalah pembelajar yang aktif. Dari segi perkembangan otak pun demikian, bahwa usia dini merupakan masa yang sangat kritis terhadap pembentukan otak (Drost, 2003). Proses belajar yang diterima oleh anak-anak masa usia dini tentunya harus sesuai dengan perkembangan dan potensinya. Seorang pendidik tidak boleh

Author supplied keywords

Cite

CITATION STYLE

APA

Pamungkas, M. I., Cholifah, Y. W., & Oktaria, R. (2017). Pengalaman Belajar Anak Usia 5-6 Tahun dalam Aspek Kecerdasan Spiritual di TK Salman Al-Farisi Bandung. FamilyEdu (Vol. 3). Retrieved from file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Mendeley Ltd./Mendeley Desktop/Downloaded/Pamungkas, Cholifah, Oktaria - Unknown - Pengalaman Belajar Anak Usia 5-6 Tahun dalam Aspek Kecerdasan Spiritual di TK Salman Al-Farisi.pdf

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free