Salah satu upaya pencegahan demam berdarah adalah mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan sediaan repelan. Sifat ketoksikan repelan sintetis menjadi alasan untuk dilakukan penelitian yang berasal dari tanaman. Sere dan jahe menjadi salah satu tanaman alternatif repelan alami karena memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan kemampuan efek repelan dari krim minyak atsiri sere (Cymbopogon citratus (D.C) Stapf) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Roxb). Minyak atsiri daun sere (Cymbopogon citratus (D.C) Stapf) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Roxb) diperoleh dengan cara destilasi uap air yang kemudian diformulasikan dalam basis krim. Konsentrasi minyak atsiri sere dalam krim sebesar 20%v/b (FI); 30%v/b; 40%v/b (FIII), sedangkan konsentrasi minyak atsiri jahe dalam krim sebesar 6,25%v/b (FIV); 12,5%v/b (FV) dan 25%v/b (FVI). Selanjutnya krim dievaluasi sifat fisiknya meliputi uji viskositas, uji daya lekat dan daya sebar serta uji daya repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti betina sebanyak 20 ekor per kandang dengan probandus tangan relawan berjenis kelamin wanita sebanyak 4 orang. Data dianalisis dengan menggunakan statistik SPSS. Hasil penelitian menunjukkan krim dengan konsentrasi minyak atsiri sere 40%v/b (FIII) memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan krim jahe dengan daya lekat 0,46±0,04 detik; daya sebar 56,32±14,78 cm2 dan daya repelan sebesar 3014,2±20,16 detik.
CITATION STYLE
Ikhsanudin, A. (2014). PERBANDINGAN AKTIVITAS REPELAN ANTARA KRIM MINYAK ATSIRI JAHE (Zingiber offinale, Roxb) DENGAN KRIM MINYAK ATSIRI SERE (Cymbopogon citratus (D.C) Stapf) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti BETINA. Pharmaciana, 4(2). https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v4i2.1568
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.