In determining the position of kiblat, commonly there are two techniques: calculation and measurement. One of the calculation techniques is the use of spherical trigonometry formula. Spherical trigonometry utilizes the formula of spherical triangle with earth as model. Another formula useful for determining of kiblat is the formula of analogy by Napier. The function of the formula is to calculate one angle between two places in the spherical triangle. This research is comparing the implementation of spherical trigonometry and Napier's analogy. The finding reveals that spherical trigonometry is more accurate in determining the position of kiblat than Napier's analogy.Key word: Arah Kiblat, Teori Trigonometri dan Rumus Analogi Napier. Pendahuluan Membahas penentuan arah kiblat pada hakikatnya adalah membahas perhitungan arah dua tempat dari suatu tempat tertentu menuju Ka'bah, dan arah dalam hal ini merupakan jarak sferis. Jarak sferis antara dua tempat A dan B adalah jarak terpendek pada permukaan bola di tempat tersebut, artinya jarak yang digunakan adalah jarak terdekat antara dua tempat tersebut. 1 Selaras dengan hal diatas, penentuan arah kiblat merupakan bagian dari khazanah keilmuan agama yang dipelajari dalam ilmu falak; sedangkan kaidah-kaidah syar'i tentang hal tersebut dipelajari serta dijelaskan dalam ilmu fiqih. Dua hal antara ilmu fiqih dengan ilmu falak adalah bagian integral 1 Kusdiono, Ilmu Ukur Segitiga Bola, (Bandung : Jurusan Teknik Geodesi, 2002), hal. 38.
CITATION STYLE
Miswanto, M. (2015). Telaah Ketepatan dan Keakuratan dalam Penentuan Arah Kiblat. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2). https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.2.229-243
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.