Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman

  • Soedjono S
N/ACitations
Citations of this article
150Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Mutasi induksi di Indonesia mulai diperkenalkan sejak berdirinya Instalasi Sinar Co60 di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Pasar Jum’at tahun 1967. Program pemuliaan dengan mutasi induksi secara intensif dimulai tahun 1972 dengan bantuan teknik dari International Atomic Energy Agency untuk perbaikan varietas padi. Kegiatan dilanjutkan pada kultivar tanaman pangan lainnya, serta tanaman perkebunan dan hortikultura, terutama untuk kultivar yang tidak dapat disilangkan atau diperbaiki melalui teknik pemuliaan konvensional. Pada tahun 1934, Indonesia telah mengembangkan varietas mutan tembakau yang disebut Nicotiana tabaccum var. Vorstenland yang berasal dari Clorina F1 yang diiradiasi sinar-X. Kehadiran teknik kultur in vitro dan berkembangnya bioteknologi akan meningkatkan keragaman genetik yang berguna bagi kegiatan pemuliaan. Penerapan mutasi induksi, teknik kultur in vitro, dan bioteknologi dalam pemuliaan tanaman secara konvensional akan meningkatkan perolehan kultivar baru yang bermanfaat bagi peningkatan pendapatan petani serta perkembangan dunia usaha. Sampai dengan akhir tahun 2000, Indonesia telah melepas 6 varietas mutan padi, 3 kedelai, 1 kacang hijau, dan 1 tembakau. Jumlah varietas mutan komersial yang dilepas beberapa negara yang tercatat di FAO/IAEA mencapai 2.252 mutan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Soedjono, S. (2003). Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian, 22(2), 70–78.

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free