ESTETIKA RUANG KOSONG Studi Banding Konsep Sintaks Denah Rumah Tinggal Tradisional Bali dan Cina

  • July Hidayat
ISSN: 1693-3532
N/ACitations
Citations of this article
24Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Under the influence of Materialism ideology, a worthy space and room in residential design usually has a lot of furniture or is fully furnished as an owner's showcase; a space of being. It is uneasy to understand the aesthetic value of the emptiness and the tranquility of space. Appreciators need to read semantic codes and philosophical values of space in order to understand the message from such an emptiness which is not to be physically seen and touch. The one left, existing to be ultimately thought about, is a relationship between human as a microcosms and macrocosm of nature and the built environment. For every shape there is content and this is so reversibly. Thus, although being apart, both of them are always present. Identity of being is constructed also with its absence. In Balinese and Chinese traditional syntax, a space of emptiness as a tranquil or communal space is present together with surrounded masses of buildings as a symbol of balancing the relationship between human and nature. The concept of their dwelling space is influenced by the way of life resulting from their beliefs in Taoism and Hinduism.Abstract in Bahasa Indonesia : Di bawah pengaruh ideologi Materialisme, sebuah ruang yang dianggap bernilai di dalam desain rumah tinggal kerap diisi oleh banyak furnitur dan aksesoris interior untuk merepresentasikan status sosial dan kekayaan pemilik. Nilai ruang diletakkan pada keberadaan materi. Tidak mudah untuk memahami nilai keindahan dan transendentalitas sebuah ruang kosong. Untuk bisa memahami pesan (makna) yang direpresentasikan oleh ruang tersebut, apresiator membutuhkan pemahaman akan kode semantik dan konsep filosofis keberadaan ruang yang terkait dengan eksistensi manusia pengguna atau pemiliknya. Dalam kondisi 'ketiadaan' tersebut, nilai yang tinggal adalah kesempatan untuk melakukan perenungan reflektif tentang relasi antara manusia selaku mikrokosmos dengan alam dan lingkungan bangunannya sebagai makrokosmos. Untuk setiap bentuk, selalu ada isi dan demikian sebaliknya. Walaupun saling berjauhan, kedua hal tersebut selalu ada, tidak dapat saling menghilangkan, karena keberadaan yang satu menentukan yang lain. Dalam sintaks desain rumah tradisional Bali dan Cina (Cina Klasik), keberadaan ruang kosong di tengah-tengah dan dikelilingi oleh massa bangunan sebagai ruang komunal ataupun taman dalam merupakan simbol keseimbangan antara 'ada' dan 'tiada'; antara ruang-ruang berisi dan kosong; antara manusia dan alam. Konsep desain rumah tinggal mereka dipengaruhi oleh pandangan hidup yang didasari oleh agama Hindu dan filsafat Taoisme. Nilai ruang bukan terletak pada desain fisik bangunan tetapi pada muatan metafisiknya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Louis Bourgeois menyatakan bahwa ruang yang sesungguhnya tidak eksis. Ruang hanyalah merupakan metafora dari struktur eksistensi manusia.Kata kunci: estetika, sintaks, makrokosmos, mikrokosmos.

Cite

CITATION STYLE

APA

July Hidayat. (2006). ESTETIKA RUANG KOSONG Studi Banding Konsep Sintaks Denah Rumah Tinggal Tradisional Bali dan Cina. Dimensi Interior, 4(1), 31–37. Retrieved from http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article/view/16532

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free