RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA

  • Rohmah U
N/ACitations
Citations of this article
68Readers
Mendeley users who have this article in their library.
Get full text

Abstract

Usia paruh baya merupakan usia penuh tantangan sekaligus usia pencapaian puncak prestasi. Beberapa masalah yang dihadapi pa- sangan usia paruh baya seperti, pertengkaran suami istri, kenakalan anak, dan perdebatan siapa yang harus berperan di luar rumah sering mi tahui peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga, dan (2) mengetahui faktor-faktor protektif yang mempe- ngaruhi resiliensi keluarga pada pasangan usia paruh baya. Tulisan ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis datanya menggunakan langkah-langkah: (1) pengumpulan data (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga adalah: a) bertanggungjawab atas ketenangan, keselamatan, dan kesejahteraan keluarga; b) men didik anak dengan penuh rasa kasih sayang dan tanggung jawab; c) memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama; dan d) penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar; (2) faktor-faktor protektif yang turut mempengaruhi peningkatan resiliensi keluarga adalah sebagai berikut: a). faktor internal, meliputi: pengamalan nilai-nilai agama, adanya komitmen, saling percaya, dan adanya komunikasi; dan b) faktor eksternal, meliputi: orang tua, santri, kepercayaan dari masyarakat, asisten rumah tangga, teman, dan kyai. kali mengakibatkan perceraian bagi pasangan yang tidak me- liki resiliensi keluarga. Tulisan ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga, dan (2) mengetahui faktor-faktor protektif yang mempe- ngaruhi resiliensi keluarga pada pasangan usia paruh baya. Tulisan ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis datanya menggunakan langkah-langkah: (1) pengumpulan data (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga adalah: a) bertanggungjawab atas ketenangan, keselamatan, dan kesejahteraan keluarga; b) men didik anak dengan penuh rasa kasih sayang dan tanggung jawab; c) memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama; dan d) penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar; (2) faktor-faktor protektif yang turut mempengaruhi peningkatan resiliensi keluarga adalah sebagai berikut: a). faktor internal, meliputi: pengamalan nilai-nilai agama, adanya komitmen, saling percaya, dan adanya komunikasi; dan b) faktor eksternal, meliputi: orang tua, santri, kepercayaan dari masyarakat, asisten rumah tangga, teman, dan kyai.

Cite

CITATION STYLE

APA

Rohmah, U. (2016). RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA. Kodifikasia, 9(1), 101. https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v9i1.462

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free