Siger Sebagai Wujud Seni Budaya Pada Masyarakat Multietnik di Provinsi Lampung

  • Ciciria D
N/ACitations
Citations of this article
113Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Artikel ini menitik beratkan pada pembahasan siger sebagai simbol  integrasi masyarakat suku Lampung. Provinsi Lampung terdiri dari dua golongan suku asli yaitu suku Lampung Pepadun dan Saibatin. Keadaan ini sangat rentan akan terjadinya konflik dan perpecahan karena rasa sukuisme yang muncul karena tinggal di wilayah adat berbeda. Makna yang terungkap dalam artikel ini adalah bahwa siger merupakan simbol pemersatu masyarakat Lampung. Bentuk, warna, dan berbagai hiasan aksesorisnya menyiratkan persatuan dan kesatuan suku, sub  suku, dan keturunan masyarakat Lampung Pepadun dan Saibatin. Dengan adanya siger, masyarakat Lampung Pepadun ataupun Saibatin terikat oleh suatu persamaan kebudayaan, silsilah keturunan, kehidupan sosial budaya bahkan rasa senasib sepenanggungan. Siger dijadikan sebagai sarana propaganda mewujudkan integrasi masyarakat suku Lampung. Oleh karena itu siger banyak dimunculkan pada berbagai ornamen bangunan rumah, pasar (baik modern maupun tradisional), gapura, dan simbol pemerintahan sebagai wujud kemajemukan masyarakat Lampung.Kata kunci: Siger, Integrasi Budaya

Cite

CITATION STYLE

APA

Ciciria, D. (2015). Siger Sebagai Wujud Seni Budaya Pada Masyarakat Multietnik di Provinsi Lampung. Panggung, 25(2). https://doi.org/10.26742/panggung.v25i2.8

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free