Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan

  • - P
N/ACitations
Citations of this article
13Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Teater tentang absurditas dengan paradoksnya yang aneh merupakan sebuah gejala dari apa yang mungkin paling mendekati pencarian relijius murni, yaitu suatu usaha manusia menyadari realitas mutlak kondisinya, dan mengajarkan kembali kepadanya makna keajaiban kosmis yang hilang dan kegalauan purba. Penciptaan pertunjukan teater Asera mengambil ide tentang kematian yang ditentukan oleh jumlah Sembilan. Ide tersebut terinspirasi dari mitos yang ada pada To Balo, suku Bentong yang berada di Sulawesi Selatan. Hal yang mendasari penciptaan Asera ini adalah keinginan untuk mengangkat sebuah permasalahan yang mengingatkan kita akan kematian. Sebuah proses dalam kehidupan yang sebenarnya mutlak akan dialami oleh manusia, akan tetapi sering dilupakan keberadaanya. Selain menjadikan warisan mitos sebagai sumber ide penciptaan, juga memberikan warna dan corak baru dalam dunia seni, khususnya seni teater. Teater adalah dunia imajinasi dari kehidupan yang sebenarnya.Kata kunci: Teater, Asera, absurd, To Balo, Bentong.ABSTRACTThe Performing Arts of theater Asera based on the myth of To Balo, Bentong tribe South Sulawesi. The absurdity of theatre with its weird paradox is as a phenomenon of what is probably as the closest quest to the purity of religiousity that is a human’s effort to realize the reality of his absolute condition, and to teach him back the meaning of the missing remarkable cosmic and the ancient confusion. The creation of theater performance Asera takes an idea of death which has been decided by number nine. This idea was fi rst inspired from a myth that exists in To Balo, a Bentong tribe lives in South Sulawesi. The basic creating idea of Asera is a willingness to discuss a problem that reminds us to the death. A process in a real life will be absolutely experienced by man, but its existence will often be forgotten. In addition to makinga myth heritage as a source of creating ideas, it also gives the new colours and characteristics in the world of arts, especiallyin the art of theater. However, theater is the real life imagination.Keywords: Theatre, Asera, absurd, To Balo, Bentong.

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Cite

CITATION STYLE

APA

-, P. (2013). Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 13(1). https://doi.org/10.24821/resital.v13i1.498

Readers' Seniority

Tooltip

PhD / Post grad / Masters / Doc 2

100%

Readers' Discipline

Tooltip

Arts and Humanities 3

100%

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free