Transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) diasumsikan menimbulkan tantangan baru bagi guru dalam mengimplementasikannya. Penelitian bertujuan menggali tantangan dan merumuskan kebutuhan guru Sekolah Dasar Luar Biasa (SLB) dalam implementasi Kurikulum Merdeka bagi PDBK di jenjang SD. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Responden penelitian adalah 44 guru SLB tingkat Sekolah Dasar di Provinsi Lampung yang menerapkan Kurikulum Merdeka yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner dengan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah memiliki pemahaman yang baik, pandangan positif dan kesiapan yang cukup mengenai Kurikulum Merdeka yang didukung dari pengalaman belajar melalui berbagai kegiatan dari pemerintah, sekolah, dan pihak lain. Dari 44 guru tersebut, 55% guru merasa kekurangan waktu dalam merancang evaluasi yang sesuai dengan keragaman jenis dan fase peserta didik, 59% guru merasa pilihan keterampilan vokasional yang ada di sekolah masih terbatas, 48% masih kesulitan dalam membuat instrumen asesmen awal, dan 45% mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman. Tantangan ini selaras dengan kebutuhan yang diinginkan guru, di mana 3 kebutuhan teratas yakni 84% mengharapkan pelatihan mengenai metode dan media pembelajaran yang berdiferensiasi, 77% membuat asesmen dan rencana pembelajaran, 77% pelatihan program kebutuhan khusus.
CITATION STYLE
Wardany, O. F., Sani, Y., Herlina, H., & Setyaningsih, S. (2023). Tantangan dan Kebutuhan Guru SDLB dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di Lampung. JPK (Jurnal Pendidikan Khusus), 19(2). https://doi.org/10.21831/jpk.v19i2.65206
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.