Potensi Cuka Kayu Pinus dalam Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Cabai Merah

  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
32Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRAK Penyakit antraknosa merupakan penyakit utama yang menyebabkan kerugian secara ekonomi pada pertanaman cabai merah. Cuka kayu sebagai produk dari proses kondensasi asap diketahui dapat digunakan sebagai bakterisida dan fungisida. Penggunaan cuka kayu pinus merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit antraknosa yang prospektif. Penelitian ini bertujuan menguji potensi cuka kayu pinus dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai merah. Pengujian dilakukan secara in vitro dengan mengukur penghambatan cuka kayu pinus terhadap pertumbuhan massa miselium dan perkecambahan konidium Colletotrichum capsici. Konsentrasi cuka kayu pinus yang diuji ialah 1.5, 2.5, 3.5, 4.5, dan 5%, fungisida (antracol) 2% sebagai pembanding dan kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa persentase penghambatan pertumbuhan miselium C. capsici menurun dengan semakin rendahnya konsentrasi cuka kayu pinus. Penghambatan pertumbuhan miselium terbesar terjadi pada perlakuan cuka kayu pinus konsentrasi 5%, yaitu sebesar 76.1%, diikuti oleh konsentrasi cuka kayu pinus 4.5% dengan penghambatan miselium 41.04%. Tidak ada perkecambahan satu pun konidium pada seluruh konsentrasi perlakuan cuka kayu pinus yang diujikan. Kata kunci: Colletotrichum sp., daya hambat, fungisida ABSTRACT Anthracnose disease caused by Colletotrichum capsici is a major disease on red chili which causes great economic losses. Wood vinegar, as a result of condensation of smoke, can be used as bactericide and fungicide. The use of pine wood vinegar is prospective for controlling anthracnose disease. The objective of this research was to study the potency of pine wood vinegar in controlling anthracnose on red chili. In vitro test was carried out to measure the inhibition of pine wood vinegar against the growth of mycelium mass and the germination of the conidium of C. capsici. The treatments were the concentration of the pine wood vinegar, i.e. 0, 1.5, 2.5, 3.5, 4.5, and 5 %, and a fungicide (2% of antracol) as comparison. The results showed that the lower the concentration of the pine wood vinegar, the lower the inhibition of the mycelium growth. The highest inhibition of the mycelium growth (76.1%) was caused by 5% of the pine wood vinegar, followed by 41.04% inhibition caused by 4.5% concentration. There was no germination of the conidium on all treatments.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hartati, S., Meliansyah, R., & Puspasari, L. (2013). Potensi Cuka Kayu Pinus dalam Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Cabai Merah. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 9(6), 173–178. https://doi.org/10.14692/jfi.9.6.173

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free