Manggis memiliki potensi di bidang ekonomi, data statistik tahun 2015 menunjukkan bahwa ekspor manggis mencapai nilai USD 17.2 juta. Kecamatan Pauh dipilih sebagai sentra pengembangan perkebunan manggis di Kota Padang. Pengembangan ini harus didasari dengan kesesuaian lahan sehingga tanaman manggis dapat tumbuh selaras dengan iklim dan kondisi lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pauh Kota Padang. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei dengan beberapa tahapan yaitu persiapan, pra survei, survei utama, analisis di laboratorium, dan pengolahan data. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metoda matching yaitu membandingkan nilai kualitas dan karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesesuaian lahan untuk tanaman manggis diklasifikasikan ke dalam kelas sesuai marjinal (S3) dengan sub kelas S3nr untuk SL1,2,3,4,7,8,9,11,15; sub kelas S3nr,eh untuk SL5 dan SL10; subkelas S3eh untuk SL14. Namun, pada satuan lahan SL6,12,13, dan 16 didapatkan kelas kesesuaian cukup sesuai (S2) dengan subkelas S2wa,nr untuk SL6 dan SL16; S2wa,rc,nr,eh untuk SL12; dan S2wa,rc,nr untuk SL13. Faktor pembatas yang umum pada masing-masing lahan adalah retensi hara (nr) dan bahaya erosi/lereng (eh). Terdapat 3 kelurahan (Lambung Bukit, Limau Manis, dan Limau Manis Selatan) di Kecamatan Pauh yang memiliki potensi paling besar untuk dikembangkan sebagai wilayah pengembangan perkebunan manggis dengan total luas 5,862 ha.
CITATION STYLE
Sari, D. P., Novia, R., & Juniarti. (2020). Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Manggis dan Potensi Pengembangannya di Kecamatan Pauh Kota Padang. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 22(2), 89–94. https://doi.org/10.29244/jitl.22.2.89-94
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.