“SAYA MAMPU BANGKIT KEMBALI!!” PENGALAMAN DUKA SERTA RESILIENSI PADA PENYINTAS COVID-19 YANG KEHILANGAN ORANG TUA SELAMA MASA PANDEMI

  • Sarumaha F
  • Sembiring R
N/ACitations
Citations of this article
25Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstrakTerpapar Covid-19 bersamaan dengan kehilangan orang tua merupakan kondisi terburuk bagi sebagian individu yang mengalaminya. Untuk menyesuaikan diri pada kehidupan normal setelah karantina, diperlukan upaya ekstra untuk bangkit dan tetap menjaga kesehatan mental. Salah satu kunci untuk dapat kembali ke kehidupan normal yaitu kemampuan resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman kedukaan serta proses resiliensi pada penyintas covid-19 yang telah kehilangan orang tua selama masa pandemi. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis pada 3 responden penyintas Covid-19 berusia 18 dan 22 tahun yang kehilangan salah satu orangtua. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara semi-struktural dan observasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskripsi tekstural, dengan teknik triangulasi waktu sebagai uji kredibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga responden mampu melewati masa kedukaan dan bertahan, karena memiliki kemampuan resiliensi yang didukung oleh faktor caring relationship, high expectation messages, dan opportunities for participation and contribution. Implikasi penelitian terutama bagi konselor yang mendampingi individu yang sedang mengalami kedukaan dengan kompleksitas faktor penyebab. Kata Kunci: Penyintas Covid-19, Pengalaman Kedukaan, Proses Resiliensi.  AbstractExposure to covid-19 along with the loss of parents is the worst condition for some individuals who experience it. Adjusting to a normal life after quarantine requires extra effort to get up and maintain mental health. One of the keys to a normal life is the ability to contingency. The study was intended to bring to light the sad experiences and consequences of referring to survivors of Covid-19 who had lost parents during the pandemic. Researchers are using qualitative approaches to the phenomenon with three respondents, 18 - and 22 years old Covid-19 survivors who lost one parent. The data collection technique used was semi-structural interviews and observations. Data is analyzed using a technical description with a time-triangulation test of credibility. The research suggests that the three respondents were able to go through the grief and endure, because they have increased capability that is supported by caring relationship factors, high expectation messages, and opportunities for participation and contribution. The research implications are especially for counselors who assist individuals who are experiencing grief with complexity of the cause. Keywords: Survivor Covid-19, Bereavement Experience, Resilience Proces

Cite

CITATION STYLE

APA

Sarumaha, F. M. P., & Sembiring, R. A. (2023). “SAYA MAMPU BANGKIT KEMBALI!!” PENGALAMAN DUKA SERTA RESILIENSI PADA PENYINTAS COVID-19 YANG KEHILANGAN ORANG TUA SELAMA MASA PANDEMI. Jurnal Psikologi Malahayati, 5(1). https://doi.org/10.33024/jpm.v5i1.8736

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free