Salah satu bentuk peninggalan historis yang berasal dari kasultanan Demak Bintoro ialah masjid Agung Demak. Dalam artikel ini memang bertujuan untuk menganalisis identifikasi nilai nilai historis pada masjid Agung Demak untuk wisata Heritage dan Ziarah di kabupaten Demak. Metode ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, di mana data pengamatan dan literatur direduksi dan dianalisis untuk memaparkan artikel ini. Hasilnya, identifikasi nilai historis pada masjid Agung Demak terletak pada beberapa ornamen. Pertama, Pintu Bledheg, di mana ornamen ini yang berbentuk pintu tidak bisa dilepaskan dari cerita Ki Ageng Selo di zaman wali di dalam menangkal petir. Kedua, Mihrab yang berfungsi untuk tempat pengimaman yang ditandai dengan gambar bulus sebagai wujud prasasti “Condro Sengkolo”. Ketiga, peninggalan arkeologi yakni adanya Dampar Kencana yang merupakan singgasana raja yang digunakan untuk khotbah di masjid Agung Demak. Dampar Kencana ini merupakan warisan dari Majapahit di era Bhre Kertabumi yang diberikan kepada Raden Fattah, Sultan Demak I. Keempat, Soko Tatal / Soko Guru yang berjumlah 4 ini merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga. Kelima, Situs Kolam Wudlu . Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu.
CITATION STYLE
Agung Wibiyanto, A., & Prastowo, I. (2023). IDENTIFIKASI NILAI NILAI HISTORIS PADA MASJID AGUNG DEMAK UNTUK WISATA HERITAGE DAN ZIARAH DI KABUPATEN DEMAK. Jurnal Pariwisata Indonesia, 19(1), 35–44. https://doi.org/10.53691/jpi.v19i1.346
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.