Latarbelakang. Tingkat penggunaan media sosial khususnya di kalangan remaja sangat tinggi. Di sisi lain, remaja juga memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengkonsumsi fast food. Objektif . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan kebiasaan konsumsi fast food pada remaja di Kota Makassar.Metode . Penelitian ini merupakan survei cross-sectional dengan menggunakan kuesioner online. Ukuran sampel adalah 253 remaja berusia 12-21 tahun yang bertempat tinggal di Kota Makassar, yang direkrut secara online. Frekuensi penggunaan media sosial dikumpulkan melalui kuesioner online, sedangkan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dinilai menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square.Hasil . Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang sering menggunakan media sosial umumnya rendah (36,4%). Instagram adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan (87,7%), dengan informasi terkait makanan yang sering diakses (75,9%). Kebiasaan konsumsi fast food secara umum tergolong jarang (56,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan media sosial dengan kebiasaan konsumsi fast food (p=0,035).Kesimpulan . Remaja yang sering menggunakan media sosial cenderung memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengkonsumsi makanan cepat saji
CITATION STYLE
Nadimin, N., Lydia Fanny, L. F., & Annisa Nurmagfira T, A. N. T. (2023). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN KEBIASAAN MENGONSUMSI FAST FOOD PADA REMAJA DI KOTA MAKASSAR. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 18(1), 38. https://doi.org/10.32382/medkes.v18i1.3277
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.